KABARMADURA.ID | Kesamaan profesi menjadi salah satu yang mendasari pembentukan sebuah komunitas. Termasuk Komunitas Kopi Sampang (Kokos) yang dibentuk oleh para pelaku usaha kedai kopi. Uniknya, rata-rata anggotanya adalah barista-barista muda.
ALI WAFA, SAMPANG
Komunitas tidak hanya berisi orang-orang dengan visi yang sama. Tetapi juga karena rasa yang sama. Termasuk rasa peduli terhadap sesama. Kokos, isinya adalah orang-orang yang memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi. Mereka mengumpulkan donasi untuk korban erupsi gunung Semeru.
Cara mereka mengumpulkan donasi bukan dengan cara mengemis belas kasihan orang lain. Mereka bermodal. Masing-masing pemilik kedai kopi mendonasikan beberapa bahan baku minuman. Baik kopi atau non kopi. Sebagian lainnya mendonasikan peralatan.
Bahan baku dan peralatan itu bukan diberikan ke korban Semeru. Mereka membazarkan kopi-kopinya. Pembeli, bebas membayar berapapun. Seikhlasnya. Uang yang terkumpul disalurkan kepada korban erupsi Semeru. Di sini mereka tidak memperhitungkan untung rugi.
Kegiatan Kokos itu ditemukan di care free day (CFD), di Jalan Wijaya Kusuma, Sampang. Di depan stan, terdapat sebuah kardus donasi. Isinya bervariatif. Bahkan ada juga uang receh. Artinya, kopi mereka dibeli dengan uang receh. Padahal sebagian kopi impor.
“Buat saya, kopi menyatukan solidaritas manusia,” ucap Muhammad Adi Bias Sengah Marta (22), pemilik kedai Terminal Coffee, Minggu (11/12/2022).
Kokos dibentuk pada tahun 2021. Komunitas itu sengaja dibentuk untuk mewadahi pada owner kedai kopi. Mereka anak-anak muda yang masih produktif. Bahkan sebagian di antara mereka belum menikah dan baru lulus kuliah. Barista-barista itu kerap menggelar event.
Saat ini, Kokos terdiri dari 17 kedai kopi. Kehadiran Kokos diharapkan mampu menghidupkan bisnis kedai kopi di Sampang. Mereka memiliki kecintaan terhadap kopi. Dengan Kokos, mereka berencana merumuskan sebuah gagasan yang orientasinya adalah kemajuan bisnis kopi.
Hal itu yang diungkapkan oleh Fawaz (23), salah satu anggota Kokos, pemilik kedai Teman Sehati itu. Kehadiran Kokos, melengkapi warna-warni CFD di Kota Sampang. Apalagi, dalam menggalang donasi, Kokos berkolaborasi dengan salah satu grup musik Bangsa Cara.
“Buat saya, arti kopi itu ketenangan,” ungkap alumni Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu.
Redaktur: Totok Iswanto