KABARMADURA.ID | SAMPANG-Dana hibah untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sampang semakin kecil. Tahun ini, KONI hanya dapat alokasi dana hibah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang sebesar Rp1,5 miliar. Berkurang Rp250 juta dibanding tahun 2022 lalu.
Karena itu, KONI mengajukan penambahan anggaran pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Sampang tahun 2023.
Menurut Ketua KONI Sampang Abd. Wasik, anggaran sebesar itu tidak akan cukup mendanai kebutuhan saat mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim).
“Harus ditambah. Karena Rp1,5 miliar itu hanya cukup untuk operasional, pembinaan dan pemusatan latihan,” ujarnya.
Sementara itu, kebutuhan saat menghadapi Porprov Jatim akan sangat besar. Mulai dari transportasi, penginapan, konsumsi dan segeram atlet. Pada tahun 2022 saja, pihaknya menghabiskan anggaran sebesar Rp500 juta lebih untuk mengikuti Porprov Jatim ke-7.
Sementara dalam anggaran Rp1,5 miliar tersebut tidak dianggarkan untuk kegiatan Porprov. Tidak hanya untuk kegiatan Porprov, KONI juga butuh anggaran untuk pemberian reward bagi atlet peraih medali. Diperkirakan, total kebutuhan tambahan anggaran sebesar Rp1,3 miliar.
“Kalau di PAK nanti tidak ada tambahan anggaran ya kami tidak bisa ikut Porprov,” tegas Wasik.
Mengaca pada tahun 2022 lalu, anggaran untuk KONI sebesar Rp1,75 miliar. Namun pada perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sampang tahun 2022, KONI mendapat tambahan anggaran sebesar Rp250 juta. Sehingga total anggaran di 2022 sebesar Rp2 miliar.
Tahun ini, KONI optimistis akan menciptakan perubahan dalam hal perolehan medali di Porprov mendatang. Wasik berjanji akan meningkatkan prestasi olahraga Sampang di Porprov Jatim bila didukung dengan postur anggaran yang memadai. Persiapan tahun ini pun diklaim lebih matang.
Sebab, tahun ini pihaknya membentuk 9 cabang olahraga (cabor) baru yang dinilai kompetitif. Sebanyak 39 atlet dari 9 cabor baru itu kini tengah mengikuti pemusatan latihan di Surabaya. Mereka sudah menghabiskan waktu latihan di Surabaya selama lima bulan terakhir.
Tidak hanya itu, cabor yang akan memberangkatkan atlet di porprov mendatang diharuskan memiliki standar dan target yang jelas. Bahkan, beberapa cabor telah menyatakan sikap untuk tidak berpartisipasi di Porprov dan memilih untuk fokus melahirkan bibit baru.
“Jadi di Porprov nanti tidak ada cabor yang cuma ikut-ikutan. Yang akan ikut Porprov, mereka rata-rata telah meraih medali di Kejurprov dan Kejurda,” kata Wasik.
Namun demikian, cabor yang tidak akan berpartisipasi di Porprov tidak mendapatkan anggaran dana hibah. Alasannya karena anggaran yang sangat terbatas. Sehingga, anggaran untuk pembinaan hanya dimaksimalkan untuk cabor yang telah menyiapkan atlet untuk ikut Porprov.
Karena itu, Wasik mendorong agar cabor yang tidak mendapatkan anggaran dana hibah agar mencari sponsor dalam melakukan kegiatan pembinaan terhadap atlet, termasuk menggelar pertandingan dalam rangka pencarian bibit baru.
“Kalau ingin ikut Kejurprov ya harus mandiri. Silakan cari sponsor,” pungkasnya.
Pewarta: Ali Wafa
Redaktur: Wawan A. Husna