KABARMADURA.ID | Mempertahankan teknik produksi yang manual di tengah kemajuan teknologi menjadi pilihan tersendiri bagi kalangan pengusaha, seperti yang dilakukan oleh 9 pengusaha sablon di Pamekasan, yang tergabung dalam Komunitas Sablon Pamekasan (KSP). Mereka tetap mempertahankan produksinya secara manual.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Komunitas tersebut menjadi wadah bagi para pengusaha sablon manual untuk sharing ilmu terkait dunia bisnis. Mulai dari mempertahankan kualitas, strategi marketing, dan sharing hal lainnya.
Humas KSP Imron Sayyadi mengatakan, adanya komunitas itu bukan menjadi tempat persaingan, justru menjadi wadah untuk saling bersilaturahmi dan tukar pikiran dengan sesama pengusaha sablon. Bahkan, masing-masing anggota saling membantu satu sama lain jika ada bahan produksi yang kurang.
“Kalau ada yang kurang bahan saat ada orderan, kami bantu lengkapi. Siapa yang ada, ya itu yang bantu. Kami juga ada koloman atau pertemuan rutin yang diketuai masing-masing anggota secara bergiliran. Itu untuk menjaga silaturahmi kami kuat,” terangnya.
Imron mengungkapkan, pihaknya juga kerap kali mengadakan pelatihan kewirausahaan yang berkaitan dengan usahanya, seperti tata cara mempertahankan kualitas produksi, manajemen keuangan, dan lain sebagainya. Dikatakan, tantangan dewasa ini memang cukup tinggi. Pasalnya, banyak pengusaha sablon secara digital. Namun, bagi komunitas yang terbentuk sejak tahun 2017 itu tetap memilih produksi secara manual sebab menghasilkan kualitas yang lebih bagus.
“Ini tujuan komunitas dibentuk, saling sharing agar tidak kalah saing dengan yang diproduksi secara digital. Kita berbagi ilmu di sini tanpa khawatir tersaingi,” ungkapnya.
Redaktur: Sule Sulaiman