KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Angsanah Pamekasan naik signifikan dalam 6 bulan terakhir. Kondisi itu itu tidak sama dibanding 6 bulan pertama 2022 lalu.
Berdasarkan data pengelola TPA Angsana, hingga Juni 2023, sampah yang dikumpulkan mencapai 6.137,5 ton. Sedangkan 6 bulan pertama pada 2022 mencapai 5.807,52 ton.
Petugas TPA Angsanah Misruji mengatakan, peningkatan volume sampah itu tidak pernah lepas dari aktivitas masyarakat Pamekasan, yang setiap harinya menghasilkan sampah nonorganik maupun organik.
Sampah yang sudah ditampung di tempat tersebut sebagian diolah menjadi kompos dan sebagian lagi dipilah oleh pemulung di wilayah sekitar. Sampah yang ditampung berasal dari beberapa wilayah Kota Pamekasan, di antaranya seperti beberapa tempat penampungan sementara reduce, reuce, dan recycle (TPS3R) yang tersebar di Pamekasan, pondok pesantren, dan beberapa wilayah lainnya.
“Pemulungnya dari masyarakat sini. Kurang lebih 100 pemulung. Mereka sudah tahu kapan waktu sampah datang. Mereka pilah yang memiliki nilai harga jual,” terangnya.
Tumpukan sampah yang tidak bisa diolah atau didaur ulang, kata Raji, kemudian ditimbun dengan tanah atau biasa dikenal dengan istilah sanitary landfill. Tujuannya, untuk mengurangi bau yang dihasilkan oleh ribuan sampah tersebut. Namun dalam realisasinya, pihaknya membutuhkan dana yang cukup besar.
Setiap bulan, dibutuhkan 125 truk tanah per bulan. Sementara biaya setiap truk berkisar Rp170 ribu. Padahal, menurut Ruji, diperlukan banyak tanah untuk menimbun sampah-sampah yang terkumpul itu.
Sebelum sampah ditimbun, jelas Raji, sampah harus diratakan dan dipadatkan. Setelah ketinggiannya mencapai 2 meter persegi, sampah yang diratakan dan dipadatkan itu ditimbun dengan tanah yang sudah disediakan.
Namun Raji tidak bisa menyatakan secara spesifik terkait anggaran yang dialokasikan untuk penimbunan tersebut. Namun yang pasti, dana yang diperoleh selama ini terbilang minim. Sehingga diperlukan beberapa penyesuaian dalam pengelolaan sampah di TPA. Terlebih, ketika musim hujan.
Dia menyadari, ketika musim hujan, diperlukan banyak penimbunan dan beberapa strategi lain dalam menekan bau ribuan ton sampah itu.
“Memang diperlukan banyak tanah untuk penimbunan. Sementara harga tanah setiap tahun mahal. Jadi kondisi seperti ini harus bisa kita dikondisikan. Jika dananya kurang, dilakukan penyemprotan khusus untuk mengurangi bau. Jika anggarannya aman, langsung pemerataan dan pemadatan kemudian ditimbun,” jelasnya, Senin (10/7/2023).
PERBANDINGAN SAMPAH MASUK TPA ANGSANA
Periode Januari-Juni 2022
Januari: 1.037,20 ton
Februari: 879,19 ton
Maret: 966,68 ton
April: 1.008,73 ton
Mei: 961,17
Juni: 954,55 ton
Jumlah: 5807,52
Periode Januari-Juni 2023
Januari: 1048,93 ton
Februari: 1000,46 ton
Maret: 1101,02 ton
April: 998,27 ton
Mei: 997,98 ton
Juni: 990,84 ton
Jumlah: 6137,5 ton
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Wawan A. Husna