KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan mengapresiasi dengan adanya wisata petik melon di Desa Artodung Kecamatan Galis. Wisata itu diyakini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat melalui sektor pertanian.
Kepala DKPP Pamekasan Ajib Abdullah mengatakan, adanya wisata petik melon tersebut merupakan kolaborasi dari sektor pertanian dan wisata. Sehingga bisa menghasilkan sebuah pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan bagi para petani setempat.
“Adanya wisata petik melon ini bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang baru di Desa Artodung. Kami harapkan semua desa atau wilayah bisa menemukan potensi desanya masing-masing, utamanya di sektor pertanian, ” jelasnya.
Ajib menjelaskan, tidak semua sawah atau tanah di Pamekasan cocok ditanami tembakau. Maka dari itu, dia berharap, lahan yang tidak cocok dengan tembakau bisa ditanam beragam jenis pertanian lainnya, seperti melon, durian, atau beberapa jenis hasil tani yang lain. Menurut Ajib, hal itu bisa membuat pertanian di Pamekasan semakin berkembang.
Tidak hanya itu, untuk mengoptimalkan potensi pertanian di Pamekasan, DKPP setempat melakukan pendampingan kepada petani. Pendampingan yang dimaksud berupa pemanfaatan pupuk, obat-obatan, pola tata tanam, budidaya pertanian yang baik dan lainnya. Bahkan, DKPP juga melakukan pendampingan dalam pengelolaan sampah organik.
“Masing-masing penyuluh mendampingi dua hingga tiga desa. Di situ kami berikan pemahaman mengenai pola tata tanam. Mulai dari pupuk, waktu bertanam, hingga pada peluang pasar,” tegasnya.
Sementara itu, Founder Pojur Tani Artodung Farm Jamaludin Zain mengatakan, wisata petik melon tersebut berawal dari wabah Covid-19 lalu. Melihat potensi pertanian di desa tersebut cukup signifikan, pihaknya berinisiatif untuk membuat kebun melon. Sebab, buah itu menurut Jamal memiliki peluang pasar yang cukup tinggi.
“Koordinasi dengan DKPP tentu sangat membantu dalam kemajuan wisata petik melon ini. Luasnya sekarang satu hektare kurang sedikit,” ungkapnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Wawan A. Husna