Lima Pasar di Pamekasan Rawan Roboh saat Hujan

News, Headline173 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Terbatasnya anggaran menjadi alasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan tidak melakukan revitalisasi 13 pasar tradisional di tahun 2023. Dibandingkan tahun 2022, terdapat revitalisasi bangunan fisik 10 titik pasar. 

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar Disperindag Pamekasan Agus Wijaya mengakui bahwa kondisi 13 pasar tradisional milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan sangat memprihatinkan. 

Banner Iklan

Namun berdasarkan hasil identifikasi tim Disperindag Pamekasan, yang paling parah rusaknya ada di lima titik, yakni; Pasar Pakong, Pasar Proppo, Pasar Waru, Pasar Duko Timur dan Pasar Galis. 

“Yang sangat membutuhkan ada lima pasar, karena kalau hujan dan angin kencang khawatir akan roboh,” paparnya, Selasa (23/5/2023). 

Kondisi anggaran di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pamekasan sudah tidak memungkinkan untuk merevitalisasi lima pasar tersebut. 

Baca Juga:  Dua Dapil di Pamekasan Rawan Konflik

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, pihaknya sedang melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) untuk meminta bantuan keuangan untuk pembangunannya. 

“Semua pasar saya ajukan untuk mendapatkan anggaran kepada Pemprov Jatim,” urainya.  

Sejatinya, revitalisasi tidak hanya pada bangunan fisik, namun juga pada kemampuan pedagang menghadapi era perdagangan melalui e-commerce serta kualitas dalam melayani konsumen. Namun kegiatan tersebut juga tidak mendapatkan porsi program dan anggaran.  

Kendati demikian, selama tiga tahun terakhir, ada kegiatan pembinaan kepada pedagang. Namun baru bisa menjangkau pedagang yang berjualan di Pasar Kolpajung. Pembinaan dilakukanb melalui paguyubannya, meski tidak semua pedagang terlibat. Sedangkan untuk pasar lainnya belum terjangkau, karena memang belum pernah direncanakan. 

Baca Juga:  Anggaran Rp8 M Tidak Cukup Bangun Perpustakaan Tiga Lantai

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Umam menyampaikan, tidak adanya untuk revitalisasi pasar harus menjadi evaluasi bagi Disperindag Pamekasan. Karena selama ini bergantung dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Seharusnya, imbuh Umam, yang digarap dengan serius adalah peningkatan PAD. Pelatihan soft skill kepada para pedagang juga harus menjadi garapan serius. Sebab, pasar tradisional bagian dari pusat pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan.

Soft skill masyarakat harus juga menjadi prioritas, tidak hanya bangunan fisik yang digarap, tapi bagaimana lahirnya pola-pola ekonomi yang produktif,” imbuhnya. 

Pewarta: Khoyrul Umam Syarif 

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *