KABAR MADURA | Firman Syah Ali menjadi satu nama yang mencuat di bursa pencalonan bupati dan wakil bupati Pamekasan 2024-2029. Dia bersaing dengan incumbent Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, incumbent Wakil Bupati Pamekasan RB. Fattah Jasin, Anggota DPR RI Achmad Baidowi, dan mantan Bupati Pamekasan 2008-2013 KH. Kholilurrahman.
Firman mengaku, kemunculannya di bursa pencalonan bupati Pamekasan ini berangkat dari dorongan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan beberapa elit partai politik atau parpol, serta tokoh rantau di luar negeri yang berasal dari Pamekasan.
Bahkan, dia menyebut, banner yang saat ini muncul di beberapa titik di Pamekasan itu bukan berasal dari kemauannya, melainkan murni dari para pendukungnya.
“Jadi saya tidak tahu ya, tiba-tiba banyak baliho, banyak dukungan. Sementara saya fokus kepada pelaksanaan tugas pokok sebagai ASN,” ujarnya kepada Kabar Madura, Senin (25/3/2024). Keponakan Mahfud MD itu saat ini tengah menjabat Kabid Inovasi dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Daerah Jawa Timur.
Kemudian, dia menyebut, dirinya mempunyai kedekatan dengan empat partai politik atau parpol di Pamekasan. Dengan modal itu, Firman merasa akan lebih mudah untuk bisa menjadi calon bupati Pamekasan pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024.
Namun, Firman masih enggan menyebut identitas empat parpol yang diklaim mempunyai kedekatan dengan dirinya tersebut. Dia hanya menambahkan bahwa dukungan dari keluarga besarnya sudah dikantongi. Sehingga, dia tinggal menunggu keputusan akhir dari komunikasi politik yang telah dibangunnya.
“Rata-rata pimpinan parpol dari pusat hingga daerah, itu punya kedekatan emosional dengan saya sejak dulu. Jauh sebelum orang-orang ramai mencalonkan diri sebagai cabup Pamekasan, jadi sejarahnya sudah panjang,” jelasnya.
Saat ditanya apabila nanti hanya mendapatkan rekomendasi untuk menjadi calon wakil bupati, mantan aktivis PMII itu menegaskan, dirinya akan lebih memilih melanjutkan perjuangan dan pengabdian melalui jalur birokrat, seperti yang sudah dijalani saat ini. Artinya, Firman tegas dalam hal ini membidik posisi calon bupati.
“Berjuang di jalur politik, memperjuangkan keadilan dan kebenaran, memperjuangkan idealisme di jalur politik itu paling signifikan di jabatan bupati bukan wakil. Kalau di politik tidak optimal, lebih baik saya berjuang di birokrasi,” ungkapnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman