Lokasi Proyek Gedung DPRD Sumenep Rentan Kebanjiran

News184 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | SUMENEP-Lokasi pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep yang baru, berpotensi banjir atau tergenang saat hujan. Sebab, lokasinya merupakan area resapan air dan persawahan.

Di sisi timur atau pinggir jalannya merupakan aliran air, serta di belakang sebalah barat adalah area persawahan yang memang kerap terjadi genangan pada saat hujan. Meski demikian, pembangunan yang sudah digarap sejak 2022 lalu itu tetap dianjutkan. Alasannya, sudah berdasarkan kajian yang matang.

“Tidak masalah, nanti akan dicarikan solusi yang lain jika terjadi banjir atau genangan di sana,” kata Kepala Bidang (Kabid) Penataan Bangunan dan Gedung Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep Benny Irawan, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga:  Proyek Gedung Baru DPRD Sumenep Ditarget Rampung 420 Hari

Dia yakin bisa dikendalikan dengan baik karena sudah diprediksi di proses perencanaan pembangunannya. Bahkan proses perencanannya butuh wakti lama hingga minta persetujuan dari bupati serta dimusyawarahkan DPRD Sumenep.

“Semuanya nanti akan terselesaikan, tanpa membebani takut adanya banjir dan lainnya,” imbuh Benny mencoba meyakinkan publik.

Dijelaskan, pada tahap pembangunan di tahun 2023 ini,  dianggarkan Rp41.203.100.000. Sedangkan pada 2024 dianggarkarkan Rp697.270.000.

Pada awal perencanaan di DPA, lokasi yang akan dibangun adalah di gedung DPRD yang lama (di Jalan Trunojoyo, Sumenep). Namun dalam perjalanannya, sebagian besar anggota DPRD menginginkan lokasi yang baru, yakni lahan yang sudah dibebaskan di Desa Gedungan Kecamatan Batuan, sehingga tetap dilanjutkan.

Baca Juga:  Kepedulian Komunitas Reksa terhadap Warga Sampang, Pastikan Bansos Tepat Sasaran

Sesuai dokumen adminstrasinya, gedung tersebut dibangun di lahan seluas 1 hektare atau 10.000 meter persegi.

Menurut Ketua Komsi III DPRD Sumenep Dulsiam, jika pembangunan gedung DPRD tetap ingin dilanjutkan, maka perlu adanya perluasan di pintu masuk nantinya perlu adanya perluasan dan adanya penambahan jaringan irigasi.

“Paling tidak ada anggaran khusus sekitar Rp10 miliar untuk penambahan jaringan irigasi itu khusus di pintu gerbang atau pintu masuk, jadi saat ini berpotensi tetap berlanjut, meski berpotensi banjir atau adanya genagan,” tegas Dulsiam.

Pewarta: Imam Mahdi

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *