KABAR MADURA | Hingga saat ini, program makanan tambahan (PMT) di Sumenep tidak terlaksana. Rencananya, program tersebut paling lambat pada awal Maret sudah dilaksanakan. Namun belum terlaksana hingga akhir Maret 2024.
“Semestinya awal Ramadan sudah dilaksanakan, mengingat perlu makanan bergizi agar dijauhkan dari stunting,” kata anggota Komisi IV DPRD Sumenep Sami’oeddin mendesak agar segera dilaksanakan, Senin (25/3/2024).
PMT tersebut digelar dalam rangka pencegahan stunting, utamanya bagi untuk ibu hamil (bumil) dan balita stunting.
Kata Sami’oeddin, pemetaan wilayah rawan stunting itu seharusnya dilakukan sejak akhir tahun hingga awal tahun 2024. Dengan begitu, programnya dijalankan sesuai dengan yang diharapkan.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berharap agar alokasi anggarannya tepat sasaran, tidak ada pengurangan. Jika diketahui ada penyelewengan, tahun depan bisa tidak dapat anggaran khusus itu.
Menurut dia, anggaran PMT cukup besar, yakni sekitar Rp4 miliar. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan dan diperuntukkan dengan baik. Harapannya, pada Ramadan ini sudah dilaksanakan.
“Jadi harus terus berhati-hati ya, agar ke depannya program itu dapat dipertahankan” kata Sami’oeddin itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep Ellya Fardasah mengatakan, untuk PMT saat ini masih tidak seratus persen terlaksana. Kendalanya, masih proses pendataan wilayah rawan stunting. Sehingga pelaksanaannya sedikit terlambat.
“Jika sudah ada hasil maka akan segera dilaksanakan,” ucap dia.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna