Oleh: Ribut Baidi*
Rencana makan bersama para Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diprakarsai oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin pada hari Senin, 6 November 2023 adalah agenda khusus Wakil Presiden pasca jamuan makan bersama para Calon Presiden (Capres) yang telah dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo pada hari Senin, 30 Oktober 2023.
Gagasan mulia tersebut paling tidak memberikan contoh kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia bahwa gelaran Pemilu tahun 2024 mendatang harus dijalankan secara matang, penuh kegembiraan, dan pesta demokrasi yang memberikan hak politik sebebas-bebasnya kepada rakyat untuk memilih Capres-Cawapres sesuai hati nuraninya dan mencegah munculnya tensi politik antarpendukung di arus bawah yang semakin memanas.
Diakui atau tidak, KH. Ma’ruf Amin telah berhasil mendampingi Presiden Joko Widodo dan menjalankan tugas kenegaraan dengan baik. Prestasi ini telah “melunturkan” persepsi publik yang mengatakan bahwa Wakil Presiden hanya sebagai “pelengkap” bagi Presiden dalam menjalankan kepemimpinan nasional.
Langkah-langkah taktis-strategis yang dilakukan oleh KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden, seperti merajut komunikasi dengan para pemuka/tokoh agama di berbagai daerah untuk menjaga solidaritas dan kondusifitas nasional, gerakan untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem, gerakan penurunan stunting, dan yang terbaru upaya peningkatan peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tidak hanya berfokus kepada pertahanan dan keamanan negara, tetapi juga didorong untuk mengolah lahan yang tidak produktif agar produktif untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, semuanya adalah deretan fakta keberhasilan yang telah dilakukan oleh KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden dengan penuh integritas dan semangat untuk kejayaan Indonesia dan kemakmuran masyarakat Indonesia di masa kini maupun di masa yang akan datang.
Apresiasi terhadap KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden dengan segala latar belakang dirinya yang tidak hanya menampilkan sosok kiai besar di tanah air dan sesepuh di Nahdlatul Ulama’ (NU), tetapi juga mampu menjadi ‘teladan’ sebagai negarawan yang mengerti terhadap kondisi masyarakat, bangsa, dan negara. Kekompakan dan kesabarannya bersama Presiden Joko Widodo dalam menjalankan amanah dan tugas kenegaraan, baik yang menyangkut situasi dan kondisi dalam negeri maupun yang berkaitan erat dengan hubungan luar negeri telah menunjukkan bahwa dirinya benar-benar menjalankan amanah konstitusi dengan baik.
Oleh karenanya, kehadiran dirinya untuk mengambil peran dalam memajukan Indonesia menunjukkan bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang berdiri untuk kemaslahatan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia (tashorruf al-Imam ala al-Ra’iyah Manuthun bi al-Maslahah).
Momentum Makan Bersama Cawapres: Teladan untuk Indonesia Damai
Makan bersama para Cawapres yang digagas oleh KH. Ma’ruf Amin harus menjadi momentum penting untuk menularkan gagasan dan pengalaman dirinya selama menjadi Wakil Presiden untuk diteruskan oleh Wakil Presiden berikutnya hasil Pemilu 2024. Artinya, jabatan Wakil Presiden bukan hanya sebatas “pelengkap” Presiden dan bukan pula sebatas “jabatan politis” yang bergengsi untuk direbut. Namun demikian, kehadiran Wakil Presiden bersama Presiden akan sangat penting di tengah iklim politik nasional maupun politik global dengan dua alasan.
Pertama, kondusivitas dalam negeri adalah syarat mutlak untuk membangun Indonesia dari segala aspek, baik ekonomi dan investasi, pendidikan, kesehatan, hukum, agama, dan sosial. Artinya, Presiden dan Wakil Presiden yang dihasilkan dari Pemilu 2024 mendatang akan sangat mungkin lebih bergerak bebas dan leluasa mewujudkan visi dan misinya pada ranah aplikatif dan tidak ada gejolak dalam negeri yang mengancam stabilitas nasional yang sedikit banyak akan mengganggu pelaksanaan dan pencapaian program yang telah digagas dan dituangkan di dalam visi dan misi Capres-Cawapres. Kiat ini penting disampaikan/disalurkan oleh KH. Ma’ruf Amin yang selama mendampingi Presiden Joko Widodo telah berhasil dalam menekan gejolak dalam negeri.
Kedua, dalam menghadapi situasi dan politik global ke depan Indonesia harus tampil sebagai “aktor” untuk mewujudkan politik luar negeri yang selaras dengan amanah konstitusi, menjadi “pendulum” perdamaian dunia yang saat ini semakin tidak menentu pasca meledaknya perang Rusia-Ukraina dan perang Palestina-Israel yang memantik negara-negara blok barat dan blok timur ikut andil dan terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kofrontasi bersenjata yang telah memakan ribuan korban dari pihak-pihak yang bertikai. Indonesia sebagai negara besar harus terus survive dalam membangun misi perdamaian global. Setidaknya, stigma Indonesia sebagai negara besar dengan tingkat toleransi dan keberagaman yang tinggi harus bisa dipertahankan dan bisa dijadikan contoh teladan oleh dunia global. Peran yang selama ini dijalankan oleh KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden mewujudkan misi perdamaian dunia bersama dengan Presiden harus ditiru bahkan dilanjutkan oleh Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu 2024 mendatang.
Di sisi lain, agenda makan bersama para Cawapres merupakan waktu yang tepat untuk menyampaikan secara langsung bahwa kompetisi di Pemilu 2024 harus dilakukan secara fair, komitmen menghindari adanya black campaign antar sesama Capres-Cawapres, menghindari politik uang (money politic) yang akan merusak tatanan kepemimpinan nasional di masa depan yang dimulai dengan rusaknya mental masyarakat, dan yang lebih penting para Capres-Cawapres memberikan contoh teladan agar tidak membenturkan sesama pendukung untuk tujuan politik kekuasaan.
Jika tujuan mulia di balik agenda makan bersama Cawapres, yakni memelihara kerukunan dan “sambung-tali” silaturahmi antar Cawapres, maka kita semakin yakin bahwa sosok KH. Ma’ruf Amin tidak hanya sebagai Wakil Presiden yang piawai dalam komunikasi politik, tetapi juga mampu memerankan dirinya sebagai tokoh bangsa yang menjadi rujukan semua elemen bangsa, tidak terkecuali para Capres dan Cawapres. Wallahu A’lam. (*)
*Pengurus Masyarakat Hukum Pidana dan Kriminologi Indonesia/MAHUPIKI; Advokat dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Madura (UIM).