Mengenal Edy Darmansyah, Pendekar Muda Asal Robatal Sampang

News250 views

KABARMADURA.ID | Kalau untuk anak usia 5 tahun sedang asyik-asyiknya bermain lato-lato. Tapi tidak dengan Edy Darmansyah. Saat usianya masih 5 tahun, dia sudah konsisten berlatih silat. Tak pelak, di usia 23 tahun ini dia mendulang segudang prestasi di bidang pencak silat.

ALI WAFA, SAMPANG

Edy adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dia terlahir dari keluarga pendekar. Ayahnya adalah pelatih pencak silat aliran pamur. Kakak pertamanya peraih juara di kejuaraan pencak silat tingkat nasional. Adik bungsunya peraih juara di kejuaraan pencak silat di tingkat kabupaten.

Edy sendiri mendulang prestasi pencak silat mulai dari tingkat kabupaten hingga tingkat nasional. Pernah juara satu kejuaraan pencak silat tingkat Provinsi Jawa Timur. Prestasi tertingginya yaitu, di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sebagai juara keempat.

Baca Juga:  Nominal Beasiswa Santri Sumenep Menyusut Jadi Rp2 Juta per Orang

Siapa sangka, Edy berlatih silat sejak masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD). Saat menginjak kelas lima, dia sudah menjuarai lomba pencak silat tingkat kabupaten. Saat ini, Edy sedang menempuh pendidikan keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nazhatut Thullab.

Baginya, pencak silat bukan sekadar ilmu bela diri. Tetapi, juga sarana untuk mempererat silaturahmi. Dia memiliki filosofi tersendiri tentang pencak silat. Sebab pencak silat, dia memiliki banyak teman dan relasi. Karena di dunia pencak silat, diajari ilmu sopan santun dan tata krama.

Edy memiliki kisah tersendiri sebagai atlet pencak silat. Saat masih sekolah, dia pernah dimusuhi oleh kakak kelasnya. Dia didorong hingga terjatuh. Dengan reflek, Edy bangun dan melancarkan jurusnya. Alhasil, kakak kelasnya itu babak belur dan pada akhirnya meminta maaf.

Baca Juga:  Rp21,6 Miliar hanya untuk Bangun Saluran di Sampang

“Di perguruan kami, kami dilarang untuk tidak menerima maaf dari seseorang. Jadi saya langsung memaafkannya,” ucapnya.

Menurut Edy, pencak silat tidak hanya mengajarkan ilmu bela diri. Tetapi juga membangun kepribadian yang bijaksana. Sehingga baginya, adalah salah kaprah jika orang-orang menganggap belajar pencak silat adalah untuk melawan musuh.

“Prinsip kami, jangan takut untuk meminta maaf jika salah. Dan jangan takut jika dalam posisi yang benar,” tandas pria asal Desa Robatal, Kecamatan Robatal itu.

Redaktur: Moh Hasanuddin

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *