KABARMADURA.ID | “Kacang tidak lupa pada kulitnya,” ungkapan itu dirasa tepat untuk menggambarkan 100 mahasiswa asal Kangayan, Sumenep yang kuliah di daerah daratan. Mereka membentuk wadah kontributif bernama Forum Mahasiswa Kangayan (Formaka) sejak 10 Januari 2018.
SYAHID MUJTAHIDY, SUMENEP
Organisasi tersebut terbentuk setelah ratusan mahasiswa Kangayan di daratan Sumenep melihat beberapa problematika di kecamatannya. Salah satu yang menjadi dasar, saat melihat moral anak muda yang perlu diperbaiki, seperti yang diceritakan Ketua Formaka Hafidz Yais Kashin, Minggu (30/7/2023).
Yais mengungkapkan, atas dasar persoalan itu, Formaka mencoba untuk ikut membenahi dengan turun langsung ke kepulauan guna mendekati satu per satu kaula muda, salah satunya melalui sejumlah kegiatan.
“Formaka dilatar belakangi oleh bermacam persoalan pada saat itu, di antaranya adalah hilangnya moral pemuda di Kecamatan Kangayan yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial di sana. Bagaimana mewujudkan Kangayan yang bermartabat dan disegani,” curhatnya.
Pada kepemimpinan Yais, terutama pada tahun 2023 ini, Formaka mengambil dua fokus utama yang akan dikawal, yakni dunia pendidikan dan infrastruktur atau pembangunan yang dinilai masih kurang di Kangayan.
Mahasiswa berusia 23 tahun itu mengatakan, hasil kajian Formaka, pendidikan di Kangayan masih tertinggal dengan daerah di daratan. “Pendidikan yang ada di kepulauan khususnya di Kecamatan Kangayan masih dibilang tertinggal,” singkatnya.
Selain pengawalan, Formaka juga menguatkan kualitas mahasiswa yang ikut organisasi tersebut melalui sejumlah kegiatan, seperti kajian isu, sekolah organisasi, kuliah gerakan, pelatihan vlogger, desain, dan kepenulisan.
Di organisasi itu juga, memiliki cara unik dalam mengeratkan hubungan antaranggota, yakni melalui main futsal bareng, yasinan dan salawatan.
Redaktur: Moh. Hasanuddin