Mengenal Irwin Maulana, Aktivis Perempuan yang Aktif Bangun Masyarakat Lewat Jurnalistik dan Gerakan Sosial Redaksi – Daerah

Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Bagi perempuan satu ini, menggeluti profesi di bidang jurnalistik bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lebih dari itu, ada kepuasan tersendiri sebab melalui berita yang ditulisnya bisa mencerahkan publik. Dia bernama lengkap Irwin Maulana.

 

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN

 

Sejak tahun 2016 Wiwin sudah terjun aktif sebagai wartawan. Dia merasa sudah nyaman dengan profesinya tersebut, sebab bisa menjadi corong untuk menyampaikan kepentingan masyarakat banyak. Kendatipun demikian, tidak jarang ada orang yang memandang profesinya dengan stigma negatif.

 

Terkait hal itu, perempuan yang bekerja sebagai wartawan suarabangsa.co.id terlalu menanggapinya. “Saya enjoy menjalani profesi ini. Tidak peduli tanggapan negatif orang. Yang penting saya menulis sesuai kebenaran,” ungkap Wiwin kepada Kabar Madura, Kamis (23/9/2022).

Baca Juga:  Para Penganggur di Tempat Kerja 

 

Ibu tiga anak itu mengaku, sejauh ini dirinya tidak ada pikiran untuk berhenti dari profesinya sebagai jurnalis. Apalagi, selama menjalani profesinya, tidak ada keluhan atau protes dari buah hatinya.

 

Bahkan, ketiga anaknya tersebut kerap kali diajak untuk mengikuti liputan dan sosial yang digelutinya. Hal tersebut lantaran dia ingin memberikan pelajaran kepada anak-anaknya.

 

Lebih lanjut, Wiwin mengungkapkan bahwa dalam melakukan proses wawancara dengan narasumber, dia sangat memperhatikan adab dan sopan santun. Sehingga dengan caranya tersebut, dia mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan. Bahkan, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menjulukinya sebagai Ibu Kartini, mengingat kiprahnya sebagai wartawan sekaligus penggerak sosial.

Baca Juga:  PGRI Sebut Praktik Minta Uang Cuti Guru Cederai Wajah Pendidikan Pamekasan

 

“Alhamdulillah para petinggi Pamekasan itu sangat welcome ke saya. Bahkan bupati menjuluki saya sebagai Kartini,” ucap perempuan yang aktif di komunitas Gerakan Emansipasi Masyarakat (Gema) Pamekasan itu.

 

Wiwin mengaku, kemampuannya di bidang kewartawanan bukan suatu hal yang instan. Dia belajar dari pengalaman atau setiap proses perjalanan karirnya. Karena baginya, pengalaman adalah guru yang terbaik.

 

“Saya tidak kuliah. Makanya saya terus belajar melalui pengalaman. Segala sesuatu tidak bisa didapat dengan instan,” pungkas Wiwin.

 

Redaktur: Muhammad Aufal Fresky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *