Mengenal Lebih Dekat Kepala Puskesmas Omben Yuanita Purnamawati, Dokter Berprestasi dengan Segudang Inovasi

News354 views

KABARMADURA.ID | Saat guru SD bertanya “cita-citamu jadi apa?” Tidak sedikit yang menyebut “jadi dokter”. Sampai saat ini, profesi itu masih menjadi idaman anak muda. Yuanita Purnamawati (39) salah satu yang beruntung mendapatkan gelar dokter gigi (drg).

ALI WAFA, SAMPANG

Yuanita tidak terlahir dari keluarga dokter. Ayahnya adalah seorang guru. Ibunya, ibu rumah tangga biasa. Namun, Yuanita memiliki impian yang besar. Dia pun memiliki komitmen yang tinggi untuk mewujudkan cita-citanya.

Bahkan di desanya, yaitu Desa Jrengik, Kecamatan Jrengik, belum ada yang menjadi dokter. Yuanita mengawali sejarah, sebagai satu-satunya dokter di desanya kala itu. Hal itu berkat ketekunannya dan komitmen yang tinggi meraih cita-cita.

Yuanita merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dia tamatan SDN Jrengik 1 dan SMPN 1 Jrengik. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya ke SMAN 2 Bangkalan. Setelah lulus SMA, dia berkeinginan menjadi seorang dokter gigi.

Baca Juga:  Anggaran Rp8 M Tidak Cukup Bangun Perpustakaan Tiga Lantai

Akhirnya dia berhasil menyandang dokter gigi dari Universitas Jember (Unej). Sejak lulus dari pendidikan kedokteran, dia mengawali karirnya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Omben sejak tahun 2008. Pada tahun 2009, dia diangkat sebagai aparatur sipil negara (ASN).

Berkat konsistensinya, kini Yuanita menjabat sebagai kepala Puskesmas Omben sejak bulan Maret 2022. Di Puskesmas Omben, dia telah melakukan banyak hal untuk masyarakat Omben. Bahkan, baru-baru ini, inovasinya mendapat penghargaan.

Inovasinya bersama rekan-rekan tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Omben menyabet juara tiga kategori unit dalam penghargaan Sampang Berkreativitas dan Inovasi (Sabernova). Inovasinya dalam hal penanganan pasien orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).

Baca Juga:  Dua BUMDesma di Pamekasan Belum Kantongi Legalitas Resmi

Pihaknya berupaya memerdekakan dan memanusiakan ODGJ dari jeratan pasung. Pihaknya dari unsur dokter, perawat, ahli gizi dan nakes lainnya memberikan rawat jalan secara berkala. Setelah mulai membaik, pasung dilepaskan dan diberdayakan.

Tidak hanya pasien, keluarga ODGJ juga diberdayakan dengan program pelatihan wirausaha. Sebab Yuanita menilai, kesembuhan pasien ODGJ juga tergantung dukungan dari keluarga. Sebab mengubah mindset keluarga menjadi salah satu sasaran inovasinya.

“Karena walau bagaimanapun, meski ODGJ mereka juga manusia yang berhak menerima kebebasan,” tegas ibu tiga anak itu.

Redaktur: Muhammad Aufal Fresky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *