KABARMADURA.ID | Mohammad Taufan Hanib menjadi satu-satunya guru yang lolos menjadi asesor atau penilai guru penggerak. Sementara jumlah asesor guru penggerak secara nasional yaitu 700 orang.
FAUZI, SAMPANG
Dia mengakui menyukai tantangan baru. Termasuk menguji kemampuan dirinya apakah bisa lolos sebagai asesor guru penggerak. Sebab menurutnya, ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi sebelum mendaftarkan diri.
Persyaratan tersebut; di antaranya mengikuti diklat selama satu minggu, cakap dalam berbahasa Inggris, memiliki prestasi tingkat nasional, dan lain sebagainya.
“Saya suka hal baru, sehingga saya tertarik dengan adanya rekrutmen tersebut. Sedangkan peserta yang ikut seleksi rekrutmen mencapai ribuan. Selain saya ada juga dari Pamekasan tapi mungkin masih belum rezekinya. Alhamdulillah, saat ini, saya termasuk ke 700 anggota tim penguji itu,” sambung pria berusia 42 tahun itu.
Kebetulan sebelum itu, dirinya sudah pernah mengikuti lomba tingkat nasional. Meskipun tidak juara, tapi dia termasuk salah satu finalis yang dipanggil ke Jakarta, dan mendapat sertifikat penghargaan. Alhasil, untuk persyaratan prestasi tingkat nasional rekrutmen tim asesor, dia melampirkan sertifikat penghargaan sebagai finalis itu.
Selain itu, motivasinya untuk mengikuti seleksi tim asesor guru penggerak juga tidak lepas dari dukungan keluarga dan guru-guru lainnya di sekolah tempatnya mengajar.
“Kebetulan kemarin penilaian guru penggerak dilakukan secara virtual. Sehingga meskipun peserta yang mengikuti uji guru penggerak di tempat yang jauh, kami bisa menguji dari tempat domisili masing-masing. Sedangkan saya menguji dari Madura lebih tepatnya Sampang,” ungkap guru SMAN 1 Torjun itu.
Redaktur: Muhammad Aufal Fresky