Mengenal Syaiful Hidayat, Petani Sukses Asal Pamekasan yang Pernah Dicemooh karena Ambil Jurusan Pertanian

News122 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Ambil jurusan pertanian masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Madura yang notabenenya adalah petani. Persepsi masyarakat yang masih cukup kental dengan profesi petani yang tidak harus dilengkapi dengan pengetahuan akademik. Namun, persepsi itu tidak berlaku bagi putra daerah Pamekasan asal Desa Pademawu Timur, Syaiful Hidayat. Dia kini sukses berdayakan petani sekitar.

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN

Syaiful, pria kelahiran tahun 1980 memilih untuk totalitas dalam bertani, terbukti dia memantapkan diri mengenyam pendidikan perguruan tinggi dengan mengambil jurusan pertanian di Universitas Brawijaya. Langkah itu dia lakukan untuk menyerap ilmu-ilmu pertanian agar bisa menjadi petani modern yang bisa bermanfaat. Sayangnya, keputusannya saat itu dianggap aneh. Bahkan, dirinya dicemooh oleh masyarakat sekitar lantaran ambil jurusan pertanian.

Baca Juga:  DP3AP2KB Pamekasan Kukuhkan Pengurus Forum Anak

“Dulu di-bully karena ambil jurusan pertanian. Tapi, sekarang mereka nanya-nanya soal pertanian ke saya,” jelasnya, Kamis (19/10/2023).

Syaiful membuktikan bahwa langkahnya tersebut merupakan pilihan yang tepat. Saat ini, dirinya menjadi penyuluh pertanian yang kaya akan kreativitas dan inovasi. Dulu, di wilayahnya, produksi padi sangat sedikit, bahkan tidak cukup untuk dikonsumsi dalam satu tahun. Namun, dengan inovasi benih padi yang dirancang, produksi padi petani sekitar sudah cukup tinggi.

Selain itu, juga ada inovasi di tanaman holtikura, seperti tanaman cabe yang awalnya tidak ada, justru kini daerahnya menjadi produksi tanaman cabe terbesar se-kabupaten. Serta ada labu madu yang awalnya tidak memiliki pangsa pasar, kini bisa diekspor ke luar daerah dan luar negeri. Semua itu, dia akui didapatkan dari  pengetahuan selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Baca Juga:  Pemohon Bantuan Alsintan Roda Tiga di Pamekasan Melebihi Kuota

“Ada juga bawang merah, kami gunakan teknologi TSS (true shallot seed), biaya rendah tapi produksi lebih tinggi. Dan itu mengantarkan saya meraih penghargaan inovasi penyuluh tahun kemarin. Selain itu, ada pula petik buah melon dan semangka,” ungkap bapak 3 anak tersebut.  

Syaiful berharap, dengan adanya beberapa inovasi yang dilakukan itu  bisa meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan petani sekitar.

“Semoga bermanfaat,” pungkasnya.

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *