KABARMADURA.ID | Merintis usaha tentu memiliki banyak resiko, namun bukan alasan bagi pelaku usaha untuk berhenti mengembangkan usahanya. Justru sebaliknya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Moh. Firdaus, pengusaha jasa bordir sekaligus jahit yang berasal dari Potoan, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan. Banyaknya kompetitor, membuat Moh. Firdaus harus menyajikan motif menarik pada setiap bordir pakaian yang dibuatnya.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Firdaus menyadari, pengusaha jasa bordir di Pamekasan cukup banyak. Karenanya, dia harus mampu memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya. Untuk itu, dia sudah memiliki cara tersendiri dalam memberikan servis kepada pelanggannya. Dia pun dengan berani, menerima segala macam bordir. Mulai dari yang biasa dan mudah hingga yang paling sulit.
Pria kelahiran 2000 itu mengaku, pihaknya pernah menerima orderan bordir dengan bentuk naga, harimau, dan beberapa bentuk lainnya. Meski memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, ia tetap telaten dalam proses pengerjaannya. Sebab menurutnya, kepuasan pelanggan adalah yang utama.
“Permintaan pelanggan aneh-aneh kadang. Ada yang mau bentuk naga, harimau, itu yang sulit. Apalagi, harus didesain ke komputer juga. Kalau hanya bordir nama, gampang,” ungkap Firdaus.
Dia mengakui, usahanya memang usaha turun temurun. Karenanya, mempertahankan agar bagaimana usaha tersebut tidak berhenti saat dia menjalankan usaha tersebut itu yang susah. Sebab, kata Firdaus, dirinya memiliki kewajiban untuk mengembangkan bahkan mewariskan kepada anak cucunya nanti.
“Ini usaha dari keluarga. Saya hanya meneruskan. Tapi justru itu yang menjadi beban bagi saya,” ujarnya.
Selama menjalankan usahanya tersebut, Firdaus mengungkapkan, pernah mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Terutama saat awal-awal menjalankan usahanya. “Sekarang, di sini, setiap minggu pasti ada yang order. Paling tidak penghasilan dalam satu minggu berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 juta,” terang Firdaus.
Redaktur: Moh. Hasanuddin