KABARMADURA.ID | Generasi muda atau merupakan partisipan peggerak awal demokrasi. Sebab itu, jika ada pemuda yang pasif, maka dinilai sebagai suatu pelemahan demokrasi.
FATHUROHMAN, BANGKALAN
Atas dasar itulah, Forum Mahasiswa Bangkalan (Formaba) menggelar diskusi panel. Tema yang diusung yaitu mengenai peran milenial dalam menghadapi dinamika politik pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 mendatang.
Ketua Formaba Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Adam Dwi Cahyono mengungkapkan, peran kaum muda sangat sentral dalam pesta demokrasi. Baik terlibat aktif dalam memilih calon pemimpin atau dengan aktif mengawasi, bahkan jadi panitia.
“Makanya kami berpikir perlunya ada diskusi secara intelektual terkait dinamika politik pada pemilu 2024 nanti. Diskusi ini juga membahas mengenai peran serta pemuda. Selain terlibat secara langsung, pemuda harus bijak dalam menghadapi dinamika politik,” ungkapnya, Minggu (27/11/2022).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan itu, diikuti sekitar 50 peserta. Juga menghadirkan politisi senior dan akademisi Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang sebagai pembicara.
“Kami hadirkan Pak Mahmudi, politisi Partai Hati Nurani (Hanura) sekaligus anggota Komisi A, Pak Fathur Rozi, politisi Partai Demokrat sekaligus anggota Komisi B DPRD Bangkalan. Serta Pak Ahmad Sukron, akademisi Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Sukron menilai keterlibatan kaum milenial dalam kontastasi politik, sejatinya bukan hal baru. Sebab, mengingat sejarah pada tahun 1908, Budi Oetomo dengan sekuat tenaga mengkomodir berbagai kelompok bersama teman-temannya dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kemudian dilanjutkan pada tahun 1928, tepatnya tanggal 28 Oktober. Dimana seorang pemuda sudah tidak berbicara lagi suku mana dan ras mana, pintar ataupun bodoh; tidak ada beda antar-golongan, yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda.
“Pemuda berperan penuh dalam kemerdekaan. Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh pemuda, dibawa ke Rengasdengklok demi masa depan dan martabat bangsa Indonesia,” ujar Ahmad Sukron.
Reporter: Fathurrohman
Redaktur: Muhammad Aufal Fresky