KABARMADURA.ID | SAMPANG -Potret pendidikan di Kabupaten Sampang masih sangat memprihatinkan. Puluhan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Al-Lathifi, Desa Banyukapah, Kecamatan Kedungdung, terpaksa harus belajar di teras rumah milik warga sekitar karena keterbatasan ruang kelas.
Kepala SMPS Al-Lathifi Nurahmat mengatakan, pihaknya hanya memiliki dua ruang kelas. Sehingga aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) harus ada yang di luar ruangan dan terpaksa menumpang ke teras rumah milik warga.
“Iya mau gimana lagi, terpaksa gurunya harus punya inisiatif sendiri untuk mengadakan pembelajaran yang menyatu dengan alam dan numpang di rumah warga,” katanya, Selasa (1/8/2023).
Nurahmat menegaskan, dua ruang kelas yang dimilikinya tidak muat menampung jumlah siswa yang ada. Sejauh ini pihaknya sudah berupaya mengajukan pembangunan ruang kelas baru ke pemerintah kabupaten (pemkab), namun hasilnya nihil.
“Dua kelas sangat kurang. Jumlah total siswa 48 orang, gabungan dari kelas VII, VIII, dan IX,” jelas Nurahmat.
Dia berharap, kondisi yang memprihatinkan ini segera menemukan solusi agar siswa bisa nyaman dan fokus menerima pembelajaran. “Saya pengen siswa di sini itu juga merasakan seperti siswa yang lain, merasakan fasilitas yang lengkap dalam proses kegiatan belajar mengajar.”
Keberadaan siswa yang terpaksa belajar di rumah warga ini mendapatkan sorotan dari Komunitas Senyum Desa Wilayah Sampang. Koordinator Divisi Humas Senyum Desa Sampang Usman Ali mengungkapkan, pendidikan di Sampang memang masih banyak menyisakan masalah. Salah satunya yang terjadi di SMPS Al-Lathifi tersebut.
“Sebetulnya kondisi ini bukan hanya ditemukan di di Desa Banyukapah saja, di tempat lain masih banyak yang membutuhkan sentuhan dari pemerintah setempat. Makanya kami meminta pemerintah segera turun tangan,” tegasnya, Selasa (1/8/2023).
Anggota Komisi IV DPRD Sampang menekankan pemerintah
Pewarta: Abd. Goffar
Redaktur: Sule Sulaiman