Nisa Apresiasi Selebrasi Pè-Sapèan Madura United

Olahraga86 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Skuad Madura United mempopulerkan permainan tradisional Madura, yaitu Pè-Sapèan. Hal itu dilakukan melalui selebrasi gol kedua ke gawang Persita Tangerang di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Jumat (1/9/2023).

Gol itu berawal dari umpan matang Luis Marselo Morais dos Reis alias Lulinha ke kotak penalti. Fransisco Rivera mencoba menanduk bola. Tapi, hasil tandukannya hanya terkena sedikit. Beruntungnya, bola tersebut memang tidak mengarah ke gawang. Namun, terkena kepala pemain Persita Tangerang Rontini hingga berbelok ke arah dan mengoyak gawang Laskar Cisadane itu.

Kemudian, Rivera berselebrasi dengan satu kakinya diangkat oleh Lulinha dan Hugo Gomes dos Santos Silva. Lalu di belakangnya, ada Junior Brandao.

Baca Juga:  Madura United Peras Keringat 21, Ini Komentar Dirut PBMB Annisa Zhafarina

Selebrasi itu layaknya permainan Pè-Sapèan, yang kerap kali dimainkan oleh anak-anak tempo dulu di Pulau Garam ini, yang minimal diperagakan oleh tiga orang.

Permainan tersebut sebagai replika dari budaya Madura, Kerapan Sapi. Namun, sapi dan jokinya sama-sama menggunakan orang, sehingga pola permainan sama; diawali dari garis start hingga garis finish. Tim yang tiba pertama adalah pemenangnya.

Direktur Utama (Dirut) PT. Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Annisa Zhafarina menerangkan, selebrasi tersebut sebagai pemgingat terhadap pemuda Madura agar tidak melupakan permainan tradisional. Karena, saat ini, itu sangat sulit dijumpai seiring merebaknya permainan online.

Baca Juga:  Madura Mundur dari Pengajuan Tuan Rumah Porprov Jatim IX 2025

Kata Nisa, dirinya pernah menyaksikan berita melalui televisi swasta nasional. Permainan tersebut masih eksis di salah satu sekolah di Bangkalan. Tapi, dilakukan oleh siswa saat mata pelajaran olahraga, bukan karena sedang memainkan Pè-Sapèan.

“Madura United hadir bukan sebatas hiburan, tapi panggung untuk mempopulerkan yang lekat kaitannya dengan Madura. Sebab, kami ada karena Madura,” jelasnya.

Selain sebagai permainan, dari literasi yang dikumpulkan Kabar Madura, permainan tersebut bukan sebatas hiburan. Tempo dulu, saat upacara meminta hujan, para petani sering memainkan permainan tersebut, terutama di Lenteng, Sumenep.

Pewarta: Syahid Mujtahidy

Redaktur: Hairul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *