Novel Jejak Kaum Aktivis jadi Motivasi Jaga Literasi PMII Guluk-Guluk

Banner Iklan

KABARMADURA.ID | SUMENEP – Novel karya mantan Ketua Komisariat PMII Guluk-Guluk, menjadi bahan motivasi bagi kader-kader kaun pergerakan untuk tidak lupa terhadap dunia literasi.

Aliansi Rayon PMII Komisariat Guluk-Guluk membincang novel Jejak Kaum Aktivis ‘Perlawan Mahasiswa-Mahasiswa Idealis’, Sabtu (19/11/2022).

Antuasme kader PMII Guluk-Guluk mengikuti bincang literasi dan pergerakan, terhadap novel karya Qudsiyanto itu sangat nampak dengan diikuti oleh kader lintas angkatan sekaligus lintas rayon.

Qudsiyanto sebagai pengatang novel yang mengisi kegiatan itu, mengajak supaya para kader PMII Guluk-Guluk supaya semakin giat mengaktualisasi diri dalam dunia literasi.

Menurut Qudsi, bahwa cikal bakal lahirnya novel yang mengangkat tentang dunia perlawanan kaim pergerakan itu, diawali dengan menulis catatan harian setiap waktu.

Baca Juga:  Perkumpulan INDEP Kuatkan Ideologi Pancasila pada Guru Ngaji

Penulisan diary, lanjutnya, sudah terbangun sejak menempuh pendidikan Setrata di Instika Guluk-Guluk hingga menjadi ketua cabang.

“juga pengalaman-pengalaman pribadi penulis selama berkecimpung di dunia organisasi,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa pesan tersirat yang ingin disampaikan pada buku tersebut, yakni ingin menampakkan citra dan perkembangan tulis menulis di Komisariat PMII Guluk-Guluk yang begitu masif dari dulu hingga saat ini.

Maka diinginkan, tradisi literasi di Komisariat Guluk-Guluk tidak lagi bergeliat di kemudian hari karena tidak dirawat oleh para kader.

“Tidak heran, Guluk-Guluk cukup familiar dengan budaya literasinya. Bahkan banyak para alumi yang tersebar di Sumenep, rata-rata, murni berasal dari kader PMII Guluk-Guluk,” lanjutnya.

Baca Juga:  Indra Wahyudi Dilantik Jadi Wakil Rakyat Ketiga Kalinya, Sektor Pertanian Jadi Prioritas

Dalam perbincangan itu, tidak sedikit para kader mengetahui sepak terjang perjalanan sang penulis, terlebih dalam proses kreatifnya. Misalnya seperti apa yang diutarakan oleh Ach Rofiq Ia yang mengikuti acara tersebut, begitu takjub atas karya Qudsiyanto.

“Narasi-narasi yang dibangun dalam novel ini sangat khas dan unik,” katanya.

Dia berharap adanya catatan dari seorang aktivis ini dapat memberikan suatu rangsangan pada seluruh kader, kemudian lebih produktif lagi dalam menulis dan melahirkan sebuah karya.

“Para kader saat ini lebih tertantang untuk semakin produktif ke depannya,” pungkasnya.

Reporter: Imam Mahdi

Redaktur: Fathor Rahman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *