Objek Wisata Milik Pemkab Sumenep Kalah Inovasi dengan Swasta

News66 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | SUMENEP-Menjadi salah satu penyumbang aktif pendapatan asli daerah (PAD) setiap tahun, namun anggaran perawatan dan penambahan fasilitas pariwisata di Sumenep masih nihil.

Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata  (Disbudporapar) Sumenep  Mohammad Iksan mengatakan, untuk pembenahan fasilitas atau perawatan masih belum ada anggarannya. 

Banner Iklan

“Belum ada anggaran, kami lakukan perbaikan jika nanti ada,” kata Iksan kepada Kabar Madura. 

Setiap tahunnya, PAD yang dikumpulkan dari objek wisata sekitar Rp650 juta. Nilai itu didapat dari Pantai Lombang dan Pantai Selopeng. 

Menurut salah satu penikmat wisata di Sumenep Syarif Hidayat,  beberapa tahun terakhir, objek wisata milik pemerintah memang kalah inovasi terutama dengan wisata milik swasta. 

“Buktinya yang menjadi Desa Wisata bukan di area Pantai Lombang dan Slopeng. Itu sebuah bukti bahwa tidak ada inovasi, fasilitasnya itu-itu saja,” kata pria asal Kecamatan Batang-Batang itu. 

Baca Juga:  Realisasi Program Beras ASN Pemkab Sumenep Tidak Dipayungi Perda

Sorotan yang sama juga diungkap anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep H Masdawi. Kata dia, perhatian pemerintah terhadap destinasi wisata itu sangat kurang, bahkan tidak ada. Menurutnya, bukan hanya fasilitas tetapi infrastruktur juga sangat diabaikan. 

“Ada beberapa destinasi di Sumenep. Artinya pasti ada pengembangan destinasi wisata melalui organisasi perangkat daerah (OPD), dalam hal ini Disbudporapar, apalagi objek wisata itu produktif sumbang  PAD,” kata Masdawi. 

Disbudporapar Sumenep diharapkan memiliki rencana panjang selama lima tahun untuk pengembangan destinasi wisata, seperti membuat layout, mulai dari perencanaan anggaran pertama hingga seterusnya. 

Baca Juga:  Warga Gersik Putih: Kades Kami Layak Diperiksa Inspektorat Sumenep!

Contohnya wisata Pantai Lombang yang terletak di Kecamatan Batang-Batang. Menurutnya, penempatan bangunan di wisata itu harus tertata dengan benar. 

“Insya Allah kalau ini dijalankan, pasti ada dampak dan perhatian khusus,” kata dia. 

Misalnya saja, kata Masdawi, tiket masuk saja sudah banyak yang menggunakan barcode. Hal ini terjadi di destinasi yang ada di luar Madura. Sebab itu, pihaknya mewanti-wanti agar fasilitas destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sumenep harus segera dibenahi. 

“Sementara Sumenep, mereka masih manual. Apalagi orang desa, mana tahu hal yang demikian,” paparnya.

Pewarta: Moh. Razin

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *