KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Pengawas sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Pamekasan masih terbilang minim. Hal itu diungkapkan Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Jawa Timur Wilayah Pamekasan Slamet Goestiantoko, Minggu (20/8/2023).
Menurutnya, semenjak 2021 hingga sekarang tidak ada perekrutan dan yang ada sudah pensiun. Kondisi ini sangat mengurangi ketersediaan pengawas. Sementara di sisi lain, pihaknya tidak bisa memastikan pelaksanaan rekrutmen pengawas, sebab bukan berada di bawah kewenangannya. Rekrutmen pengawas SMA/SMK menjadi wewenang dari pemerintah pusat.
“Saya rasa, minimnya pengawas juga terjadi di pengawas SMP dan hampir terjadi di semua daerah. Karena dari pusat masih belum ada informasi terkait rekrutmen pengawas sekolah,” terang Slamet.
Dia menyebut, saat ini pihaknya hanya memiliki 9 pengawas khusus SMA/SMK yang masih aktif. Rinciannya, tujuh pengawas laki-laki dan dua pengawas perempuan. Sementara jumlah SMA/SMK di Pamekasan berkisar 170-an sekolah. Sebelumnya, terdapat 14 pengawas yang tersebar di seluruh satuan pendidikan di Pamekasan. Namun, lima dari 14 orang tersebut pensiun.
Masing-masing pengawas yang masih aktif itu membina 20 lembaga atau sekolah. Padahal, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), idealnya masing-masing pengawas membina 10 sekolah. Hal itu, ungkap Slamet, menjadi kendala tersendiri bagi setiap pengawas dalam melakukan pembinaan. Terlebih, jarak antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya cukup jauh.
“Semoga tahun ini atau tahun depan ada perekrutan. Dari 170-an SMA/SMK harus dibina oleh 9 orang ini, jelas kurang. Apalagi jaraknya jauh. Persyaratan utama untuk jadi pengawas harus jadi PNS,” tukas Slamet.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman