KABARMADURA.ID | SAMPANG –Rencana relokasi sejumlah pedagang pasar Srimangunan ke pasar Margalela menuai pro dan kontra. Sebagian pedagang yang hendak direlokasi mengaku keberatan bila harus meninggalkan kios yang sudah bertahun-tahun mereka tempati.
Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Laskar Merah Putih Moh. Tohir berpendapat, rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang untuk merelokasi pedagang ke Pasar Margalela dinilai positif. Langkah itu dapat menyelesaikan persoalan Pasar Srimangunan yang over kapasitas.
“Permasalahan di Pasar Srimangunan cukup kompleks. Bagus lah kalau ada upaya untuk menata kembali,” ucapnya.
Menurutnya, dalam setiap kebijakan yang yang menyangkut hajat hidup orang banyak selalu ada pro dan kontra. Namun yang terpenting, pemerintah telah menyiapkan alternatif yakni sebuah tempat yang lebih layak, seperti di Pasar Margalela 1 dan 2.
Dia berharap, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Sampang dapat mengambil sikap tegas. Visi dari rencana relokasi pedagang harus disampaikan secara transparan, serta segera merumuskan langkah-langkah yang terukur.
“Pemerintah kan punya kewenangan untuk mengatur, apalagi kondisi di Pasar Margalela hingga kini tidak ada aktivitas,” ujarnya.
Pernyataan serupa sampaikan salah seorang pedagang sayur di Pasar Srimangunan. Pria bernama Hoiri itu mendukung langkah pemerintah untuk rencana relokasi pedagang. Sebab dia sadar, langkah itu diambil untuk kenyamanan pedagang.
Hoiri sendiri menempati sebuah tempat di sekitar Blok C1 Pasar Srimangunan. Dia juga termasuk salah satu pedagang Pasar Srimangunan yang telah didata akan direlokasi ke Pasar Margalela di Jalan Syamsul Arifin, Kelurahan Polagan.
Hoiri memberikan usulan agar saat relokasi pedagang dilakukan, pemerintah membebaskan retribusi pedagang di Pasar Margalela selama dua bulan pertama. Sebab, di awal-awal masa perpindahan baik pedagang maupun pembeli perlu beradaptasi dengan tempat baru.
“Relokasi ini juga bagian dari upaya menata dan mengurai benang merah permasalahan yang ada selama ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Diskopindag Sampang, Chairijah menyampaikan, relokasi akan dilakukan terhadap seluruh pedagang yang menempati blok C1. Mereka merupakan pedagang basah, mulai dari sayur, ikan dan lainnya. Di blok itu sudah over kapasitas.
Diungkapkannya, Pasar Margalela selama empat tahun terakhir belum ditempati. Sehingga, tidak ada pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) dari Pasar Margalela. Sedangkan biaya pembangunan pasar menghabiskan dana yang tidak sedikit, bahkan miliaran rupiah.
“Sudah di data semua, dan saya sudah turun cek ke lokasi pedagang yang akan direlokasi,” ujarnya.
Pewarta: Ali Wafa