Pedagang Kolpajung Enggan Direlokasi ke Tempat Sepi

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Rencana pembangunan Pasar Kolpajung, Pamekasan, membuat resah sebagian pedagang. Mereka keberatan direlokasi sementara di lapangan Kowel. Ada alternatif lokasi yang mereka tawarkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan selaku pelaksana pembangunan.

 

Sebagaimana diungkapkan Siti Sulaihah, salah satu pedagang sembako di Pasar Kolpajung. Relokasi pedagang itu dianggap tidak efektif. Menurutnya, di Kowel jauh dari pusat kota. Selain itu, akses jalan menuju Kowel sangat sempit.

 

“Kalau kami pindah ke sana ,siapa yang mau beli. Jauh dari pusat kota dan jalannya sempit. Nanti yang beli pasti orang-orang di sekitar sana,” jelas Sulaihah.

 

Menurutnya, rata-rata pedagang bukan tidak setuju dengan rencana pembangunan Pasar Kolpajung tersebut. Akan tetapi mereka tidak menyetujui terkait pemindahan pedagang ke lapangan Kowel. Sulaihah berharap, pemerintah memberikan tawaran tempat lain yang lebih efektif kepada para pedagang, seperti di area bekas stasiun, bekas Pasar Sedangdang atau daerah kota lainnya.

 

Tidak jauh berebeda dengan Sulaihah, Aldi, salah satu pedagang telur juga mengeluhkan hal yang sama. Dia khawatir penghasilannya akan menurun lantaran minimnya pembeli yang diakibatkan lokasi yang jauh dari pusat kota.

Baca Juga:  Deadline Tinggal Sebulan, Tidak Satu pun Proyek Hasil P-APBD Sumenep Dilelang

 

“Tolong perhatikan nasib kami. Dipindah tidak papa, asal jangan di Kowel. Harus di pusat kota. Kalau kami ke Kowel, tidak ada yang beli, soalnya jauh. Angkutan mahal,” ungkap Aldi.

 

Untuk itu, Aldi berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib pedagang dengan mengagendakan rencana peralihan tempat yang lebih efektif.

 

Sementara itu, menurut Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Agus Wijaya, lapangan Kowel tersebut satu-satunya tempat yang bisa menampung kurang lebih 1.200 pedagang dari Pasar Kolpajung.

 

Meski tempat relokasi pedagang jauh dari pusat kota, kata Agus, pembeli akan menuju Kowel. Sehingga, relokasi para pedagang Pasar Kolpajung ke lapangan Kowel dianggap efektif.

 

Sedangkan keinginan pedagang direlokasi di bekas Stasiun Pamekasan dan bekas Pasar Sedangdang justru dinilai tidak efektif, karena dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Baca Juga:  Sidak Komisi IV DPRD Sumenep, Temukan Puskesmas Saronggi Tidak Ada Petugasnya

 

“Pertama, bisa mengganggu lalu lintas seperti macet. Kedua, di bekas Stasiun Pamekasan dan bekas Pasar Sedangdang tidak akan cukup menampung sekitar 1.200 pedagang,” jelas Agus.

 

Selain itu, apabila dipaksa untuk mencari lokasi lain, maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Agus berharap, para pedagang bisa ikut serta membantu dalam menyukseskan terealisasinya pembangunan Pasar Kolpajung. Dia menyebut, hanya membutuhkan kurang lebih satu tahun untuk proses pembangunan Pasar Kolpajung yang lebih modern dan megah.

 

Sementara itu, Agus mengaku pihaknya masih belum melakukan sosialisasi secara terbuka kepada pedagang terkait hal itu. Pihaknya hanya melakukan sosialisasi melalui staf pasar yang bersangkutan. Sosialisasi terbuka kepada pedagang akan dilakukan pekan depan.

 

“Minggu depan kami lakukan sosialisasi terbuka ke perwakilan pedagang di Kolapajung. Begitupun dengan sosialisasi ke masyarakat di Kowel,” kata Agus.

 

Reporter: KM 65

 

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *