Pelatihan Kerja Dinilai Belum Mampu Tekan Pengangguran di Sampang 

News206 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | SAMPANG-Setiap tahun Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sampang menggelar pelatihan keterampilan kerja bagi masyarakat. Namun, hal itu dianggap tidak mampu menekan angka pengangguran. 

Menurut Ketua Forum Mahasiswa Sampang (FORMASA) Farman Zaki, pelatihan keterampilan kerja harus berbanding lurus dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Artinya, pemerintah kabupaten (pemkab) tidak hanya melatih sumber daya manusia (SDM) saja. Melainkan juga menyediakan lapangan kerja untuk menjadi lahan menerapkan keterampilan yang telah didapatkan dari pelatihan.

“Perlu dikaji bersama, biar masalah ini cepat selesai dan angka pengangguran di Sampang bisa menurun,” kata Zaki, Rabu (2/8/2023).

Sebenarnya, kata Zaki, pengentasan pengangguran ini butuh kerja sama yang apik dari semua stakeholders, tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja.

Baca Juga:  Pelatihan Kerja dari Pemkab Pamekasan Belum Berdampak Signifikan

“Harus ada ikut andil, kolaborasi dari semua pihak, termasuk masyarakat,” imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sampang, pada tahun 2021 tingkat pengangguran di kabupaten berjuluk Kota Bahari ini berada di angka 3,45 persen. Kemudian menurun menjadi 3,11 persen pada tahun 2022.

“Semoga tahun ini penurunannya bisa signifikan,” tukas Zaki.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sampang Yudhi Adi Darta mengatakan, pihaknya akan tetap bekerja sesuai tupoksinya. Disnaker akan berupaya seluruh alumni peserta pelatihan keterampilan kerja yang telah diselenggarakan bisa diserap oleh perusahaan. 

Baca Juga:  Banyak Pelatihan Kerja di Pemkab Sumenep Diragukan Tujuannya

“Mudah-mudahan melalui pelatihan, peserta bisa mempunyai potensi sesuai bidangnya masing-masing. Sehingga angka pengangguran di Sampang bisa turun,” ujarnya kepada Kabar Madura, Rabu (2/8/2023).

Disebutkan, tahun ini pelatihan keterampilan kerja digelar selama 30 hari. Ada beberapa program pelatihan, di antaranya digital marketing, membatik, menjahit, perbengkelan, dan tata boga.

Yudhi menegaskan, peserta pelatihan keterampilan kerja ini mendapatkan sejumlah fasilitas, seperti uang transportasi dan konsumsi selama pelatihan. Namun, dia tidak bisa menyebutkan jumlah dana yang diperuntukkan untuk pelatihan keterampilan kerja tersebut.

“Sementara ini saya tidak bisa menyebutkan berapa dana anggaran untuk pelatihan keterampilan kerja ini,” tutupnya.

Pewarta: KM70

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *