KABARMADURA.ID | SAMPANG, SRESEH–Lantaran lokasi pembangunan saluran dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) ditempatkan di kawasan tadah hujan dan tambak garam, terancam tidak bermanfaat dan mangkrak. Lokasi pembangunan saluran itu berada di Desa Disanah, Kecamatan Sreseh.
Program pusat yang dilaksanakan oleh Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Desa Disanah, Kecamatan Sreseh, dipersoalkan oleh warga. Pasalnya, pembangunan saluran dengan pagu anggaran sekitar Rp195 juta itu dinilai hanya akan jadi monumen, tidak bermanfaat optimal, sebab tidak ada sumber air yang dapat dialirkan pada saluran tersebut.
“Kami sangat menyayangkan penempatan pembangunan saluran dari P3-TGAI ini, karena ditempat di kawasan tadah hujan dan bukan kawasan pertanian produktif, melainkan kawasan tambak garam. Kami khawatir, program ini hanya akan mangkrak, jadi monomen saluran, tidak memberikan manfaat optimal kepada masyarakat,” ujar salah seorang warga Desa Disanah, Kecamatan Sreseh yang enggan di korankan tersebut.
Pria berinisial A itu membeberkan, selain asal ditempatkan, pembangunan saluran tersebut juga tidak mempertimbangkan keberadaan sumber mata air yang akan dialirkan pada saluran tersebut. Untuk itu, pihaknya meminta, ke depannya untuk program pembangunan, baik saluran ataupun lainnya agar memprioritas daerah-daerah yang memang membutuh dan layak.
Jadi, kata dia, tidak asal membangun, akan tetapi asas manfaat. Ke depannya harus dijadikan pertimbangan utamanya.
“Sebenarnya program pembangunan saluran ini sangat bagus, sayangnya asal ditempatkan dan terealisasi saja tanpa memikirkan dampak dan manfaat bagi masyarakat. Kami yakin saluran yang ada ini tidak akan bermanfaat optimal,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) Disanah Kecamatan Sreseh Syaiful, berdalih tidak mengetahui secara pasti soal penentuan lokasi tersebut. Dirinya masih baru menjabat sebagai Pj sejak Mei 2023, sementara program tersebut sudah proses realisasi pembangunan fisiknya dan saat ini sudah 100 persen.
Dia mengatakan, biasanya untuk penempatan program itu sudah berdasarkan musyawarah dan kesepakatan masyarakat. Namun, pihaknya berdalih tidak terlibat, akan tetapi dirinya mengaku tetap memantau realisasi program P3-TGAI dan diklaim sudah bagus. Hanya saja, penempatannya memang tidak ada sumber mata air. Jadi hanya mengandalkan air hujan.
“Kalau kronologis penempatan saluran ini kami kurang tahu pasti, karena kami baru menjabat. Nanti kami koordinasikan lebih lanjut dengan pelaksana di lapangannya,”ujarnya.
Pewarta: Subhan
Redaktur: Moh. Hasanuddin