KABAR MADURA | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan memutuskan hentikan program beasiswa kedokteran. Meskipun masih sangat diminati oleh masyarakat, program ini tidak lagi dianggarkan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Akhmad Zaini mengatakan, penyebabnya adalah anggaran program beasiswa kedokteran tidak tersedia di APBD Pamekasan 2024.
“Jadi anggarannya sangat terbatas, namun untuk yang sudah mendapatkan beasiswa akan dibayai sampai selesai,” paparnya, Senin (22/1/2023).
Pada saat pengajuan anggaran 2024, program beasiswa kedokteran memang tidak diusulkan pada rapat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pamekasan. Alasannya, memang tidak ada porsi anggaran yang dikhususnya untuk penambahan baru.
Saat ini, penerima program beasiswa kedokteran sudah sebanyak 8 orang. Mereka hasil seleksi pada 2021 dan 2022 lalu. Proses seleksinya dilakukan langsung oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga.
“Jadi yang dibayarkan setiap semester Rp15 juta per orang, sehingga setiap semester Pemkab Pamekasan membayar Rp120 juta,” ungkapnya.
Zaini menjelaskan, penerima beasiswa akan tetap dibiayai oleh Pemkab Pamekasan senyampang mereka tidak berhenti di tengah jalan. Jika berhenti, maka penerima beasiswa wajib mengembalikan uang yang sudah dibayarkan oleh Pemkab Pamekasan. Apabila melebih target semester yang sudah ditentukan untuk kelulusan di FK Unair, maka penerima beasiswa wajib membayar sendiri pembiayaan lanjutannya.
Kondisi itu memantik reaksi Ketua Dewan Pendidikan Pamekasan Dr. Sahibudin. Menurutnya, anggaran yang terbatas tidak lantas membuat semua proyeksi program beasiswa dihentikan, tetapi programnya harus dilanjutkan, karena masyarakat sudah banyak yang mempersiapkan diri dan tertarik kepada program tersebut. Dia menyayangkan atas kebijakan yang diambil oleh Pemkab Pamekasan itu.
“Mestinya tidak langsung ditutup sekaligus, jika memang ada keterbatasan anggaran, sehingga perlu menyesuaikan anggarannya,” imbuhnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman