Pengamat Politik: Penantang Petahana Bupati Sumenep Sibuk Atur Strategi Kalkulasi

News, Headline182 views
Banner Iklan

Jadi saya melihat begini ya, satu kekuatan petahana itu memang tinggi sehingga calon itu belum muncul, yang kedua, calon itu belum muncul karena memang masih mengatur strategi kalkulasi,” Wildan Rosaili: Pengamat politik Sumenep

KABAR MADURA | Beberapa partai politik (parpol) sudah membuka pendaftaran calon kontestan Pilkada Sumenep. Namun, sejauh ini belum ada figur calon bupati (cabup) yang siap menantang petahana.

Pengamat politik Sumenep, Wildan Rosaili, mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mengakibatkan beberapa calon penantang petahana Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo masih tiarap.

“Jadi saya melihat begini ya, kekuatan petahana itu memang tinggi sehingga calon itu belum muncul, yang kedua calon itu belum muncul karena memang masih mengatur strategi kalkulasi,” kata dia.

Baca Juga:  Diperiksa Kejari, Tersangka AZ Seret Nama Mantan Bupati Sumenep

Tetapi, dosen Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep itu meyakini, dalam demokrasi yang sehat dan berkualitas, tidak bisa dibiarkan aklamasi. Walaupun aklamasi itu sesuatu yang halal, tetapi hal itu muncul ketika kepercayaan publik itu mutlak.

Karena tidak mungkin kepercayaan publik itu semua mutlak kepada  Sumenep hanya satu. Jika kepercayaan tinggi mutlak sampai sampai 90 persen, tegas Wildan, belum tentu  murni kepercayaan, bisa jadi ketakutan publik kepada pemerintah.

“Jadi yang ditakuti dari petahana itu apakah karena keberhasilan kinerja, keberhasilan pembangunan, atau akselerasi politiknya. Sehingga belum ada yang berani muncul sampai saat ini,” imbuh Wildan.

Baca Juga:  PT BPRS Bhakti Sumekar sangat Terbantu Support Bupati Sumenep

Kemungkinan selanjutnya, dia percaya dengan istilah panggung depan dan panggung belakang, yang diketahui sebagai pemeran panggung depan dalam hal ini Achmad Fauzi Wongsojudo sendiri.

Wildan meyakini masih banyak tokoh potensial yang bisa bertarung dengan Achmad Fauzi Wongsojudo, tetapi belum berani melawan kekuatan panggung belakang.

“Atau yang ditakuti tokoh yang berperan sebagai panggung belakang, yakni Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Jawa Timur (Jatim), yakni Pak Said Abdullah,” pungkasnya.

Pewarta: Moh.Razin

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *