KABARMADURA.ID | SUMENEP-Sebanyak 175 orang calon penumpang yang tertahan di Dermaga III Kalianget, Sumenep, belum mendapatkan kepastian. Sementara mereka menuntut agar bisa pulang secepatnya lantaran bosan dan tidak bisa beraktivitas kecuali hanya makan dan tidur. Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep belum menemukan solusi untuk mereka.
“Saya sudah bosan, seharusnya ada solusi dari pemerintah,” kata Badriansyah, warga asal Sabunten Kecamatan Sapeken, Rabu (4/1/2022).
Kata Badri, saat ini hanya dibantu dengan makanan dari pemerintah. Sementara kebutuhannya menginginkan secepatnya puluang. Selama 14 hari terakhir, mereka tertahan lantaran kapal yang akan membawa mereka pulang kampung tidak berani berangkat karena ombak sedang tinggi dan disertai angin kencang.
Anggota DPRD Sumenep Moh. Hanfi mengakui bahwa Pemkab Sumenep tidak gerak cepat dalam menanganinya. Semestinya, kata Hanafi, ada solusi dari bupati Sumenep untuk mengusahakan agar warga cepat berangkat, misalnya diusahakan mendatangkan kapal antiombak seperti kapal perang serta lainnya.
“Kalau diberi makan itu sudah biasa, itu bukan solusi. Semestinya ada tindakan tegas dari pemerintah,” ujarnya.
Menurutnya, warga saat ini sudah banyak berkeliaran di luar pelabuhan. Ada yang berteduh di sebagian rumah anggota DPRD Sumenep.
“Yang terpenting, bagaimana Pemkab Sumenep ada solusi untuk mempulangkan warga ke rumah masing-masing, semuanya kan ada pada kendali bupati, sehingga bisa memerintahkan OPD terkait untuk mengurus kapal antiombak itu. Sederhana kan solusinya,” tegas dia.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan akan menfasilitasi semua penumpang untuk mendatangkan kapal dari luar Madura jika cuaca sudah bagus.
Rencananya, untuk penumpang tujuan Masalembu akan diikutkan kapal perintis Sabuk Nusantara 91 dan kapal perintis Sabuk Nusantara 92 dari Pelabuhan Tanjung Perak. Penumpang tujuan Kangean dan Sapeken akan diikutkan Darma Bahari Sumekar DBS III dan untuk Raas diikutkan (KMP) Kartika.
“Kami akan bantu nantinya, jika sudah cuaca membaik dan ada persetujuan KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan),” tuturnya.
Sedangkan Kepala KSOP Kelas V Kalianget Taufikur Rahman mengatakan, semua kapal di Sumenep menuju ke pulau belum bisa diberangkatkan karena ombaknya sangat besar dan dimungkinkan akan berbahaya bagi para penumpang. Terkait solusi mengenai mendatangkan kapal dari luar Madura, misalnya kapal perang, merupakan kewenagan Pemkab Sumenep
“Sampai saat ini sesuai rilis BMKG bahwa cuaca belum cukup aman untuk berlayar, jadi saat ini untuk menunda berangkat ke Masalembu, Sepekan dan pulau lainnnya, ada sebanyak 175 orang calon penumpang saat ini, warga tersebut berpotensi bertambah nantinya,” pungkasnya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Permukiman dan Perhubungan (Perkimhub) Sumenep Mohammad Jakfar mengatakan, semua kewenagan mendatangkan kapal dari luar Madura ada pada kebijakan bupati Sumenep.
“Saya hanya menjalankan tugas semuanya juga berkaitan dengan anggaran. Tapi, kami akan usahakan yang terbaik untuk warga yang tertahan di pelabuhan untuk cepat berangkat, termasuk jikalau menggunakan kapal perang dan lainnya itu prosedurnya sangat sulit dan butuh waktu juga,” ucap Jakfar.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna
1 komentar