KABARMADURA.ID | PAMEKASAN -Dari 21 pusat layanan kesehatan (puskesmas), hanya satu puskesmas belum masuk cakupan akreditasi. Yakni, Puskesmas Pasean. Sebab sarana dan prasarana (sarpras) masih direhab berat. Sehingga akreditasi untuk satu puskesmas tersebut bisa dilaksanakan 2024 mendatang. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan dr. Sjaifuddin melalui Kepala Bidang (Kabid) Layanan Kesehatan (Yankes) Erlina, Kamis (12/10/2023).
Menurutnya, sesuai rencana tahun ini semua puskesmas sudah terakreditasi. Namun, kondisi di lapangan sangat tidak memungkinkan. Sedangkan penilaian akreditasi puskesmas sudah berlangsung sejak Agustus kemarin. Hingga saat ini sudah ada 5 puskesmas tuntas dalam penilaian. Secara umum, target penuntasan akreditasi 20 puskesmas di bulan November. Sehingga akhir tahun, seluruh puskesmas bisa mengetahui hasilnya.
“Untuk Pasean tidak bisa dilakukan akreditasi, karena rehab berat fisiknya, kami nanti akan komunikasi dengan lembaga dan provinsi, serta dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Insya Allah di 2024,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Puskesmas larangan ini menuturkan, penilaian akreditasi puskesmas secara garis besar terbagi beberapa hal. Masing-masing, kepemimpinan dan manajemen puskesmas, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan dan penunjang, program prioritas nasional dan peningkatan mutu puskesmas. “Yang melakukan penilaian adalah Lembaga independen,” imbuhnya.
Secara terperinci, ada empat puskesmas sudah bisa memantau hasil penilaian akreditasi. Rinciannya,
Rinciannya, Puskesmas Tejah dari yang awalnya madya menjadi paripurna, Puskesmas Larangan dari madya menjadi paripurna, Puskesmas Tlanakan yang madya menjadi paripurna, Puskesmas Pademawu dari madya menjadi paripurna, Puskesmas Galis dari madya menjadi paripurna. Sedangkan khusus penilaian untuk Puskesmas Proppo belum terbit.
“Kami optimis seluruh puskesmas berstatus paripurna, karena memang sudah kami persiapkan dari awal,” jelasnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
redaktur: Totok Isaanto Iswanto