Penyuluh Pertanian di Pamekasan Kurang, Tahun ini Hanya Dapat Kuota 3 Formasi

News100 views

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Keberadaan penyuluh pertanian di Pamekasan masih kurang memadai. Kini satu orang penyuluh menangani atau membina dua hingga tiga desa. Padahal, idealnya setiap penyuluh hanya menangani satu desa. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nolo Garjito, melalui Koordinator Penyuluh Kabupaten Akmad Mezakki mengatakan, di Pamekasan terdapat 106 penyuluh. Rinciannya, 57 pegawai negeri sipil (PNS), 47 PPPK, dan 2 tenaga harian lepas (THL) dari pusat. Sedangkan jumlah desa di Pamekasan terdapat 178 desa, yang terdiri dari 1.034 kelompok tani. 

Banner Iklan Stop Rokok Ilegal

Kendati kurang ideal, Mezakki menegaskan, tidak ada dampak yang cukup signifikan terhadap pemaksimalan penyuluhan. Sebab, masing-masing penyuluh masih bisa mengatasi.

Baca Juga:  Ratusan Pendaftar CASN di Pamekasan Gagal Seleksi Administrasi

“Kalau ke kinerja masih aman, meskipun jumlahnya tidak ideal. Tapi, masing-masing penyuluh harus bekerja ekstra,” terangnya kepada Kabar Madura, Senin (25/9/2023).

Untuk diketahui, dinas setempat hanya mendapatkan kuota terbatas dari pusat dalam proses rekrutmen tenaga penyuluh baru melalui seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK).  Yakni hanya mendapatkan tiga formasi, dengan rincian dua tenaga khusus dan satu tenaga umum. Sementara pada tahun sebelumnya, pihaknya hanya mendapatkan dua formasi. Sehingga, dia berharap, ke depan ada kuota lebih banyak dari pusat, guna menutupi kekurangan penyuluh tersebut.

Baca Juga:  Pengumuman Adipura 2022, DLH Pamekasan Tunggu Hasil Verlap KLHK

Mezakki menambahkan, penyuluh itu bisa melakukan pembinaan seputar pertanian kepada sejumlah petani ataupun kelompok tani. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan petani meningkat melalui hasil tani yang diproduksi.

“Pelatihan kepada penyuluh dilakukan secara mandiri. Sejauh ini, belum ada laporan keluhan kendala selama mereka turun lapangan,” tukasnya.

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Sule Sulaiman 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *