KABARMADURA.ID | Tekad dan kemauan yang kuat menjadi modal untuk menuai sukses dalam berwirausaha. Sebagaimana yang diyakini Zubair Ali Mortadho dalam merintis usaha di bidang sepatu yang diberi nama brand VAN AM. Dengan tekad yang kuat itu, Zubair mampu melesatkan usahanya yang masih berjalan satu bulan itu tembus pasar nasional.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Bisnis usaha di bidang sepatu yang dirintis pria asal Dusun Pandiyan, Desa Seddur Kecamatan Pakong memang baru satu bulan beroperasi. Namun siapa sangka, bisnisnya secepat kilat, melesat, tembus pasar nasional.
Zubair bercerita, memilih sepatu sebagai jenis usaha untuk dia tekuni, dikarenakan barang tersebut merupakan hal yang pasti dicari oleh sebagian besar orang, baik bagi anak-anak hingga orang tua. Sehingga ia meyakini, usahanya itu akan diminati oleh banyak orang.
Sepatu yang ia tawarkan memiliki beragam gaya ataupun model. Tergantung pada target pasar dan pesanan dari calon pembeli. Zubair mengaku, inisiatif membuka usaha itu diawali dengan keinginannya yang tidak ingin membuat branding Pamekasan hanya terkenal pada batiknya saja, melainkan bisa memiliki banyak brand lain.
Meski baru berproduksi sejak 2 Juni lalu, produk sepatunya tersebut sudah berhasil dipasarkan ke beberapa kota, seperti ke Kalimantan, Sulawesi, dan Lombok. Jumlah yang dihasilkannya pun tidak sedikit, yakni mencapai 500 pasang sepatu.
Zubair mengungkap, meluasnya pasar itu dikarenakan strategi penjualan yang dia lakukan. Selama ini, kata dia, pihaknya memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produknya. Selain itu, dia memikat pelanggan dengan menyediakan sistem garansi.
“Jika dalam waktu 3 bulan ada kerusakan, ada garansinya. Kami siap menggantinya dengan yang baru,” katanya kepada Kabar Madura, Senin (3/7/2023).
Meski diproduksi secara manual, selama satu bulan ini, pendapatan yang berhasil dicapai kurang lebih Rp20 juta. Hal itu dikarenakan permintaan yang cukup tinggi baik di daerah Pamekasan maupun dari luar daerah.
Dikaratakan Zubair, meski pendanaannya belum memadai untuk kelengkapan fasilitas produksi, pihaknya tetap mengedepankan kualitas sepatu yang dibuat. Sebab, dengan memberikan kualitas terbaik, pelanggan akan berdatangan.
Ia menyebut, ke depan pihaknya tidak hanya berproduksi pada sepatu saja, akan tetapi juga akan mengembangkan beberapa jenis usaha lainnya, seperti sarung tenun. Saat ini, ungkap Zubair, sudah ada 10 pekerja yang dipekerjakan dan berasal dari desa setempat.
“Sepatu yang kami produksi beragam. Ada yang sepatu pada umumnya, tentu dengan model dan gaya yang berbeda. Ada juga yang dikombinasikan dengan batik,” ujarnya.
Sehingga, Pamekasan tidak hanya terkenal dengan kain batiknya saja, tapi ada branding lain, tanpa harus menghapus ciri khas yang sudah melekat dari identitas Pamekasan itu sendiri,” tandasnya.
Redaktur: Moh. Hasanuddin