KABARMADURA.ID | Hidup di Jakarta tidaklah mudah. Apalagi bagi seorang Supardi (24) yang hanya anak desa. Kerasnya Ibu Kota Jakarta menuntut setiap penghuninya bekerja keras. Supardi pun harus bekerja sebagai tukang ojek untuk bisa membiayai kuliahnya sendiri.
ALI WAFA, DKI JAKARTA
Supardi merupakan pemuda asal Desa Tambak, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Dia hanyalah anak seorang petani yang memiliki mimpi dan cita-cita yang amat tinggi. Sejak bulan Juni, 2022, dia resmi terpilih sebagai ketua umum Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNus).
Setelah menyelesaikan sekolahnya di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan, dia ingin sekali melanjutkan pendidikan tingginya di Jakarta. Padahal dia sendiri bingung untuk memenuhi biaya kuliahnya. Kepada orang tuanya dia tidak meminta uang, dia hanya meminta restu.
Supardi membulatkan tekad pergi ke Jakarta untuk kuliah di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Jayakarta. Untuk membiayai kuliahnya, dia bekerja sebagai tukang ojek. Dia sadar, orang tuanya tidak akan mampu membiayai kuliahnya di Jakarta.
“Saya ini orang daerah. Kampung banget. Saya ngojek di Jakarta. Tapi saya punya impian besar. Saya ingin jadi cerminan bahwa orang tidak mampu juga bisa kuliah,” ungkap pria kelahiran 23 Agustus 1999 itu.
Di kampusnya, Supardi aktif di BEM hingga dia dipercaya sebagai koordinator gerakan BEM Jakarta. Pada tahun 2019, melalui kegiatan pratemu yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, dia dipilih sebagai koordinator BEM Nusantara untuk Pulau Jawa.
Barulah kemudian, pada tahun 2022, dia terpilih sebagai ketua umum BEM Nusantara dalam kongres yang digelar di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sejak saat itulah, kehidupan Supardi mulai berubah. Kini, relasinya cukup luas. Bahkan, dia sudah kenal dengan beberapa menteri.
“Jadi, setelah agenda di UIN Palembang itu saya memang ada keinginan untuk maju sebagai calon ketua umum. Sejak saat itu, saya memulai konsolidasi dan merawat relasi,” ujar Supardi saat mengungkapkan rahasianya bisa menjadi ketua BEMNus.
Supardi menjadi fakta inspiratif, membuktikan bahwa anak orang tidak mampu bisa meraih mimpi. Terutama bagi mahasiswa yang sedang bekerja keras untuk bisa membiayai kuliahnya. Dia pun tidak hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga kebanggaan bagi seluruh masyarakat Sampang.
Berkat relasinya, dia sudah mengunjungi tidak kurang dari 20 provinsi di Indonesia. Relasinya di ibu kota sangat luas, terlebih lagi dia juga aktif sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dalam waktu dekat, dia memiliki agenda untuk ke istana berjumpa dengan Presiden Joko Widodo.
“InsyaAllah bulan Oktober kami agendakan silaturahim ke istana, mudah-mudahan bisa ketemu presiden Jokowi,” pungkas pria yang kini juga menempuh pendidikan di Universitas Bung Karno itu.
Redaktur: Moh. Hasanuddin