KABARMADURA.ID | SUMENEP-Guna memberikan kenyamanan dalam pelaksanaan lomba Hifdzil Quran (musabaqah hafalan Al-Quran) juz 1 dan 30 tingkat anak-anak dan remaja se-Kabupaten Sumenep, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep memberikan penginapan gratis.
Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar Hairil Fajar mengungkapkan, peserta kegiatan tersebut tercatat cukup banyak, dari semula diprediksi hanya 100 peserta, ternyata yang mendaftar mencapai 453 peserta, sebanyak 182 peserta dari wilayah daratan dan 405 dari kepulauan.
“Khusus yang dari kepulauan, kami berikan penginapan gratis, yang terpenting konfirmasi ke BPRS terlebih dahulu,” kata dia.
Sementara ada beberapa daerah dari kepulauan yang berkoordinasi untuk difasilitasi penginapan, yakni Kecamatan Masalembu, Raas dan Arjasa.
Menurut Hairil, peserta dari kepulauan mempunyai keistimewaan tersendiri. Hal itu sebagai wujud apresiasi dalam berpartisipasi dan mendukung lancarnya even tersebut.
Lomba Hifdzil Quran tersebut bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep dan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep. Tujuannya, untuk memfasilitasi lembaga pendidikan di bawah binaan kedua lembaga itu, baik yang berada di daratan maupun kepulauan.
Selain itu, untuk membumikan Al-Quran sejak usia dini kepada para generasi muda di berbagai penjuru di Kota Keris ini.
“Kami memberikan fasilitas khusus untuk yang dari kepulauan, kasihan kan mereka harus nginep di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, salah sorang pendamping asal Kecamatan Arjasa Kangean, Dede Aris, menyampaikan banyak terima kasih dengan adanya even tersebut, termasuk fasilitas yang diberikan. Menurutnya, hal itu adalah bentuk perhatian dari BPRS dalam memberikan yang terbaik sebagai implementasi dari jargon bupati Sumenep, Bismillah Melayani.
“Tentu itu adalah hal yang bagus, bagi peserta kepulauan yang tidak punya keluarga atau penginepan di kota ini,” tutur pendamping dari SDN Pandeman 1 Arjasa Kangean itu.
Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi juga sangat mengapresiaisi kegiatan tersebut, karena menjadi bagian dari pembinaan mental spritual para generasi muda dalam memerangi ancaman media sosial. Sebab, kata Fauzi, jika tidak dimbangi dengan nilai positif, maka khawatir akan berdampak buruk.
“Di era globalisasi yang serba digital, kita tidak boleh lepas dari Al-Quran. Kita pasti tidak setuju jika dari kecil sudah kecanduan game, ini bahaya, orang tua harus bijak, jangan biasakan memberikan HP agar tidak diganggu aktivitasnya,” paparnya.
Reporter: Moh. Razin
Redaktur: Wawan A. Husna