KABAR MADURA | Relawan Achmad Baidowi menggelar acara silaturahmi dan serap aspirasi di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Sabtu (4/5) siang.
Acara tersebut dihadiri oleh warga dari sepuluh desa di Kecamatan Galis. Dalam kesempatan itu, seorang warga dari Desa Tobungan Halili, mengeluhkan kelangkaan pupuk yang menjadi hambatan besar bagi para petani di Madura.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa bertemu langsung dengan Bapak Baidowi. Kehadiran beliau di sini adalah kebanggaan bagi kita semua,” ujarnya.
“Saya ingin curhat, Pak. Saya mewakili seluruh warga yang hadir, terutama dari Desa Tobungan. Kelangkaan pupuk ini sangat menghambat kami sebagai petani. Kami ingin meminta solusi terkait masalah ini. Pupuk yang dibagikan per orang hanya 24 kilo, dan bahkan ada daftarnya. Lalu, bagaimana nasib warga yang tidak termasuk dalam daftar, Pak? Kami berharap ada solusi dan alternatif dari Bapak,” tambah Halili.
Achmad Baidowi menanggapi pertanyaan tersebut dengan menjelaskan bahwa masalah pupuk saat ini merupakan kendala nasional.
“Pupuk hari ini masih menjadi kendala nasional. Mengapa demikian? Karena bahan baku pupuk kita sudah tidak mencukupi dari produksi dalam negeri, sehingga harus diimpor. Impor pupuk dilakukan dari Ukraina, Rusia, dan Uzbekistan. Meskipun bahan dasar pupuk kimia dari negara-negara tersebut murah, biaya pengiriman ke Indonesia sangat mahal,” jelas Baidowi.
Faktor kedua, ujar anggota DPR RI itu, adalah ketergantungan petani terhadap pupuk kimia yang semakin tinggi. Dahulu banyak yang menggunakan pupuk kandang, tetapi sekarang berkurang karena jumlah peternak juga menurun.
“Insya Allah, keluhan ini akan kami sampaikan. Tugas kami hanya menyampaikan, tetapi insya Allah akan ada tindak lanjut dengan pihak terkait,” tandasnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman