KABARMADURA.ID | SUMENEP-Program Klaster Jagung Madura yang digagas Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (LPPM-UTM) menuai hasil baik.
Salah satu buktinya adalah kembali sukses panen raya. Kali ini, proses panen raya secara simbolis dipusatkan di Desa Moncek Timur, Kecamatan Lenteng, Sumenep.
Panen raya ke-4 ini dihadiri langsung Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Dadal Angkoro, Rektor UTM Dr. Syafi S.H.,M.H, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep Ahmad Masuni, kepala BPS Sumenep, ketua LPPM UTM, perwakilan PT. Giri Agro Raya Sejahtera dan petani Desa Moncek Timur.
Total luasan lahan program Klaster Jagung Madura adalah 120 hektare. Terbagi 80 hektare di Sumenep, 20 hektare di Pamekasan, 10 hektare di Sampang dan 10 hektare di Bangkalan.
Peningkatan produktivitas jagung jadi fokus utama dalam program klaster jagung tahun ini. Produktivitas jagung Madura yang sebelumnya rata-rata 2,5 ton per hektare, kini meningkat menjadi rata-rata 7,1 ton per hektare.
Setiap tahun produktivits terus meningkat, karena petani terus memperbaiki sistem budidaya sesuai standar operasional prosedur (SOP). Sinergi BI perwakilan Jawa Timur dengan UTM memberi dampak signifikan dalam menjaga inflasi melalui program klaster jagung Madura.
Varietas jagung Madura-3 merupakan benih jagung unggul yang digunakan dalam klaster jagung sejak tahun 2019 sampai 2022. Selain produktivitasnya yang tinggi, varietas jagung Madura-3 juga memiliki keunggulan umur genjah (85-90 HST) dan adaptif lahan kering, sehingga sangat cocok bagi petani Madura pada umumnya.
“Varietas jagung Madura-3 menjadi solusi bagi petani karena dibuat dengan kondisi iklim yang ada di Madura,” kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Jatim Dadal Angkoro, Kamis (9/2/2023).
Dia menambahkan, untuk meningkatkan produktivitas jagung sampai mendapatkan jagung 8-10 ton per hektare, akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep agar para petani banyak menghasilkan jagung.
Menurutnya, dengan produksi dalam skala besar dari petani dan dijual dengan harga yang wajar, diperkirakan cukup untuk kesejahteraan para petani.
Kegiatan ini dilakukam dalam rangka kesejahteraan para petani, misalnya pada saat musim panen jagung harga jagung cenderung murah maka BI akan memperjuangkan harga yang sangat mahal. “Ini sebenarnya tujuan kami kedepannya,” tuturnya.
Rektor UTM Dr. Syafi S.H.,M.H berterima ksih pada BI yang membina petani jagung di Madura. Harapannya, kerja sama tidak berhenti dan terus berlanjut.
“Alhamdulillah dengan dukungan yang tergabung dalam gapoktan Sumenep produktivitas jagung semakin meningkat,” tukasnya.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sumenep Ahmad Masuni mengharapkan agar para petani menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah serta LPPM-UTM dan BI agar dapat bersinergi dengan bersama-sama memajukan pertanian jagung di Sumenep Madura.
“Semoga para petani tidak canggung dan terus bertani,” tuturnya.
Sementara itu, Fadlilah Sonar, salah seorang perwakilan petani di Sumenep mengaku bangga atas acara dari BI dan LPPM-UTM. Menurutnya, ke depannya para petani diperhatikan dan dibantu alat-alat canggih peralatan petani jagung.
“Sejauh ini program klaster sudah banyak mengubah pola pertanian di Desa Moncek Timur,” pungkasnya.
LUASAN LAHAN KLASTER JAGUNG MADURA
Sumenep: 80 hektare
Pamekasan: 20 hektare
Sampang: 10 hektare
Bangkalan: 10 hektare
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna