KABARMADURA.ID | SUMENEP-Masalah hama tikus yang meyerang jagung, singkong, padi serta lainnya di Pulau Masalembu belum ditanggapi serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep. Alasannya karena belum ada laporan mengenai data pasti serangan hama itu. Sebelumnya warga Masalembu hanya meminta bantuan solusi, namun tidak secara formal ke dinas terkait.
Kepala Bidang (Kabid) Prasarana Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Rina Suryandari mengakui bahwa masalah hama tikus di Masalembu mulai terjadi. Tetapi, hingga saat ini belum dapat membantu secara sepenuhnya karena masih belum memiliki data secara pasti.
“Kami di sini menunggu data tentang berapa luasan yang dikanakan hama tikus, di Masalembu, setelah itu akan ditindaklanjuti,” katanya, Selasa (14/3/2023).
Ketika sudah diketahui luasan lahannya, maka akan segera mendistribusikan bantuan, misalnya racun tikus, serta bantuan lainnya untuk pencegahan hama tikus yang disebut merajalela itu.
Dia mengaku sudah menugaskan para penyuluh pertanian di Masalembu. Sehingga nantinya dapat diketahui kebutuhan masyarakat atas dampak dari hama tikus tersebut.
“Intinya kami tidak diam dan sudah mengusahakan,” tutupnya.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari mendesak Pemkab Sumenep agar masalah hama tikus di Sumenep cepat diatasi. Pihaknya, akan segera mengambil langkah, yakni memanggil dinas terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut. Termasuk perwakilan masyarakat Masalembu.
“Keinginan kami agar masalah ini cepat selesai, sebab menyangkut masalah kekurangan pangan yang selama ini menjadi keluhannya,” ucap politisi PPP itu.
Sebelumnya, salah satu warga Masalembu, Mohammad Albar, mengatakan bahwa hama tikus menjadi penyebab masyarakat tidak bisa menanam jenis tumbuhan makanan pokok seperti jagung, padi, singkong serta lainnya.
Kondisi tersebut sudah terjadi lima tahun terakhir. Harapannya, Pemkab Sumenep dapat membantu dan memberikan solusi.
“Masyarakat hanya mengandalkan melaut atau menangkap ikan, nah ketika ada cuaca buruk seperti sekarang, tidak bisa melaut dan cenderung kelurangan pangan, kerena sudah tidak bekerja,” ucap Albar.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna