KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Pembinaan sadar wisata kepada pengelola destinasi wisata tidak berdampak maksimal. Pasalnya, setelah dilakukan pembinaan tidak ada tindak lanjut.
Hal itu diungkapkan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ekowisata Mangrove Lembung Slaman, Selasa (5/9/2023). Menurutnya, teori yang diberikan saat pembinaan sudah cukup bagus. Hanya saja, tindak lanjut setelah pembinaan tidak maksimal.
Aktivis lingkungan itu mengatakan, teori yang didapat selama pembinaan juga seringkali dibenturkan dengan sarana dan prasarana (sarpras) destinasi wisata yang tidak mencukupi. Misalnya dalam pengembangan dan pemeliharaan wisata yang terkendala anggaran.
Sehingga, dia berharap, ke depan ada anggaran yang lebih layak untuk pengembangan wisata ke depannya. Kata Slaman, percuma kalau hanya dibina saja, sedangkan anggaran pengembangannya tidak ada.
“Kurang lebih tiga kali ikut pelatihan dari dinas. Apa yang disampaikan sangat detail dan bagus, tapi untuk mengaplikasikannya kami dibenturkan oleh sarpras, karena keterbatasan anggaran. Semoga di Pamekasan ada anggaran yang lebih besar untuk kemajuan wisata,” ungkap Slaman.
Diketahui, anggaran fisik untuk pemeliharaan destinasi wisata di Pamekasan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pamekasan hanya mendapatkan anggaran Rp11 juta untuk pemeliharaan dan pengembangan tiga destinasi, yakni Ekowisata Mangrove Lembung, Pantai Talang Siring, dan Pantai Jumiang.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disporapar Pamekasan Moh. Zahri mengatakan, tahun ini pihaknya mengadakan pembinaan khusus bagi pelaku wisata. Tahun sebelumnya, pembinaan dilakukan kepada pengelola wisata saja.
Zahri mengungkapkan, program itu terbilang efektif dalam memberdayakan pariwisata di Bumi Ratu Pamelingan ini. Sebab dengan begitu, pariwisata bisa berkembang di semua sektor.
“Agar berbeda setiap tahunnya, kami ganti tema. Tahun kemarin pembinaan kepada pokdarwis, tahun ini khusus pelaku wisata dengan menghadirkan beberapa kelas untuk perhotelan, kafe, dan pelaku ekonomi kreatif,” ungkap Zahri, Selasa (5/9/2023).
Dia menambahkan, pembinaan yang dilakukan tahun ini terdapat dua kelas. Pertama, beauty class yang menyasar 25 orang. Harapannya, agar bisa tampil lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung dengan penampilan atau performa yang lebih menarik. Kedua, pembinaan fotografi produk ekonomi kreatif (ekraf) bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan target 30 peserta.
“Tujuannya agar bisa menghasilkan foto produk secara mandiri yang berkualitas untuk meningkatkan penjualan di marketplace,” tukasnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman