Praktisi Literasi Digital: Bisa Jadi Terpidana hanya karena Ngonten

News107 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Ratusan orang memenuhi Auditorium Center Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Rabu (3/8/2023). Hadirnya 200 anak muda yang didominasi mahasiswa itu untuk menghadiri acara talkshow cakap digital. Tiga narasumber yang dihadirkan, merupakan praktisi literasi dan pakar digital. 

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN 

Kharisma 2

Suasana semakin semarak saat ketiga narasumber yang secara bergantian mulai menyampaikan materi. 

Praktisi Literasi Digital Miftahul Arifin sebagai salah satu narasumber dalam acara tersebut mengatakan, dalam bermedia sosial diperlukan langkah-langkah yang bijak. Hal itu dikarenakan adanya pedoman undang-undang ITE. 

Tidak hanya itu, dirinya juga menjelaskan mengenai  kegunaan optimalisasi sosial media. Seperti bisa digunakan dalam mempromosikan usaha dan lainnya. Namun di sisi lain, ungkap Miftah, penggunaan sosial media harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 

Baca Juga:  Prodi IQT IAIN Madura Raih Akreditasi Unggul, Rektor: Terima Kasih, Tim Borang!

“Banyak kasus yang membuat orang jadi terpidana karena kurang bijak bermedia sosial. Mereka tidak berhati-hati dan lain sebagainya. Padahal, jika kita memanfaatkan dengan baik, sosial media bisa berdampak positif, seperti membantu mempromosikan produk,” terang Kepala Biro Pamekasan Kabar Madura itu. 

Materi yang disampaikan secara interaktif membuat peserta talkshow antusias. Bahkan, di akhir penyampaian tidak sedikit yang mengacungkan tangan tanda ingin bertanya. Selain Miftah, Imam Wahyudi juga mengatakan, perkembangan teknologi informasi dewasa ini semakin pesat.

Pria dengan sapaan akrab Yudis itu mengatakan, perkembangan teknologi informasi tersebut merupakan suatu kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari. Dalam perkembangannya, menurut Yudis, bisa mempermudah membantu kebutuhan sehari-hari. 

“Sisi positifnya, bisa membantu kebutuhan sehari-hari mudah terpenuhi. Seperti bisa pesan makanan tanpa harus keluar rumah. Sisi negatifnya, bisa membuat yang dekat menjadi jauh,” terang pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pamekasan itu. 

Baca Juga:  Jalan Terjal IAIN Menuju UIN Madura; Diterpa Kasus Pelecehan hingga Plagiarisme

Selain Miftahul Arifin dan Imam Wahyudi, pemateri lainnya juga disampaikan oleh Wildona Zumam selaku influencer, yang juga membahas seputar literasi digital. Sementara itu, Johan Slamet Mahendra, salah satu peserta talkshow itu mengatakan, pihaknya cukup antusias terhadap acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo dengan Komunitas Baca itu. Sebab, menurut mahasiswa semester VIII program studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Madura itu, tema yang diusung cukup relevan dengan kondisi generasi sekarang. 

“Generasi Z sekarang sangat ketergantungan dengan media sosial. Jadi memang perlu edukasi terkait literasi digital. Terlebih materi yang disampaikan dilakukan dengan interaktif, ” tegasnya. 

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *