Presiden Madura United Buka Suara Soal Potensi Sanksi FIFA untuk Sepak Bola Indonesia

Olahraga61 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Presiden Madura United Prof. Dr. Achsanul Qosasi turut buka suara mengenai keputusan FIFA yang mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 tahun ini.

Keputusan tersebut diketahui setelah ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menemui Presiden FIFA Gianni Infantino demi mencari solusi posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Rabu (29/3/2023).

Banner Iklan

Pembatalan itu telah disampaikan melalui surat resmi yang dikirim via email ke federasi sepak bola Indonesia. FIFA juga telah merilis secara resmi di laman websitenya.

Sebelumnya, FIFA hanya membatalkan drawing di Bali yang direncanakan berlangsung, Jumat (31/3/2023) hari ini. Pembatalan itu disebabkan gelombang penolakan terhadap Tim Nasional (Timnas) Israel untuk tampil di Indonesia oleh beberapa kepala daerah, aktivis, hingga legislator.

Baca Juga:  Bonus Hanya Sebatas Janji, Atlet Merasa Diabaikan

Mengenai hal itu, sebagai penikmat sepak bola Presiden Madura United itu mengungkapkan, dirinya sangat berat menerima kabar tersebut. Apalagi tidak sebatas pembatalan, FIFA juga akan memberikan sanksi yang belum diputuskan hingga sekarang.

Kepastian sanksi itu tertuang dalam rilis FIFA yang sekaligus akan menentukan pengganti tuan rumah Piala Dunia U20.

Dalam analisa Prof. AQ ini, ketika sanksi sudah turun, kompetisi Indonesia layaknya Liga Tarkam karena tidak diakui. Itu menyusul potensi sepak bola Indonesia dilarang.

Kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2015 dan 2016. Sehingga pada 2016, Indonesia hanya bisa menggelar turnamen pengganti kompetisi yang waktu itu diberi nama Torabika Soccer Championship (TSC).

Baca Juga:  KLB PSSI, Dirut PT PBMB Minta AQ Tidak Dicalonkan

“Jika sanksi turun, kompetisi kita layaknya tarkam. Sponsor akan sulit didapat, klub akan semakin berat,” kata Prof. AQ.

Polemik tersebut akan berdampak terhadap citra dan prestasi sepak bola Indonesia yang akan semakin suram.

Pewarta: Syahid Mujtahidy

Redaktur: Moh. Hasanuddin

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *