KABARMADURA.ID | BANGKALAN-Program Bangkalan Mengaji dari Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan diketahui tidak sampai ke pelosok desa. Terbukti, salah satu sekolah yang belum tersentuh program tersebut yaitu SDN Jaddih 3. Hal itu disampaikan oleh Jumaliyah, salah satu guru sekolah tersebut.
Diketahui, program yang menyasar SD dan SMP itu berupa menghafal surat-surat pendek sebanyak 22-30 surat surat. “Kami belum mendapatkan arahan langsung. Kalaupun ada, banyak siswa yang sudah hafal surat surat pendek itu,” ungkapnya.
Selain itu, dia berpandangan, program Bangkalan Mengaji tersebut sepertinya memang diperuntukkan pada sekolah yang menggunakan kurikulum penggerak di daerah perkotaan saja. Sebab, di pelosok program tersebut dianggap kurang cocok. “Kalau programnya semacam tahfidz Al-quran mungkin masih bisa direalisasikan meskipun tentu banyak kesulitan,” terangnya.
Di sisi lain, Sekretaris Dinas Pendidikan Bangkalan Zainul Qomar, menyampaikan, Bangkalan Mengaji tersebut berbentuk program menghafal surat surat pendek untuk siswa kelas 6 SD yang hendak lulus. Sehingga ketika sudah lulus, sudah hafal sejumlah surat pendek.
“Ini memang salah satu program unggulan bupati di Dinas Pendidikan, tetapi bentuknya hanya inovasi saja,” ucap Qomar.
Selain siswa SD, program tersebut juga dilanjutkan pada jenjang SMP. Yakni siswa yang belum berhasil menghafal 30 surat pendek, akan dibimbing untuk menyelesaikan hafalannya. Sebab, semua siswa yang melanjutkan pendidikan di SMP harus hafal sebanyak 22 hingga 30 surat.
“Selain SD, jenjang SMP juga sama, hanya saja hafalannya lebih banyak, dan ini diberlakukan untuk semua sekolah di Bangkalan,” tuturnya.
Qomar menyebutkan, jika hal tersebut sudah menjadi bagian dari program wajib yang sudah direalisasikan kepada semua sekolah. Sebab, nantinya akan sejumlah siswa dari berbagai sekolah akan diminta untuk menunjukkan hafalannya pada kegiatan Hari Santri mendatang.
“Nanti sejumlah siswa akan dipilih untuk mendapatkan apresiasi pada hari santri mendatang,” ucapnya.
Meski begitu, Pihaknya juga menyebutkan bahwa jika masih ada sekolah yang belum merealisasikan Bangkalan Mengaji, kemungkinan karena permintaan dan informasi belum sampai. Apalagi di desa, siswa mengaji sudah banyak.
“Kalau ada yang belum merealisasikan, kemungkinan siswanya sudah banyak hafal. Atau memang belum disampaikan oleh koordinator di wilayahnya masing-masing,” tutup Qomar.
Reporter: Helmi Yahya
Redaktur: Muhammad Aufal Fresky