KABARMADURA.ID | SAMPANG-Pembangunan alun-alun di Sampang hampir memasuki tahap akhir. Proyek senilai Rp24 miliar itu harus selesai di Desember 2022. Saat ini, sedang dipasang tiga payung konvertibel di bagian selatan. Masing-masing seharga Rp800 juta.
Kepala Bidang (Kabid) Konservasi dan Rehabilitasi Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sampang Imam Irawan mengatakan, proses pemasangan patung konvertibel tersebut telah melalui tiga kali trial atau uji coba. Hal itu dilakukan untuk mencapai hasil maksimal.
“Kami lakukan tiga kali trial. Sekali saja tidak cukup. Ada yang tidak cocok saya minta ganti,” ucapnya.
Sebab, kata Irawan, terdapat dua komponen besar dalam payung konvertibel itu yang tidak mudah dikerjakan. Yakni dari sisi electrical dan mechanical. Karena ada sensor yang menjadi komponen sistem otomatis. Sehingga, saat hujan atau angin kencang payung akan tertutup otomatis.
Payung itu dibuat oleh salah satu vendor dari Kota Malang. Irawan mengklaim, payung itu merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Meski begitu, ada kualitas yang lebih bagus, seperti payung di Masjid Baitur Rahman Aceh. Namun itu buatan Jerman seharga Rp11 miliar.
“Kalau malam nanti ada sinar laser dari bawah. Jadi kami memang menonjolkan teknologi di sini,” imbuh Irawan.
Selain payung, terdapat komponen lain di dalam alun-alun yang harganya cukup fantastis. Yakni dua buah penangkal petir. Masing-masing seharga Rp50 juta. Benda itu dipasang di puncak tugu membentuk ujung tombak yang membelah. Benda itu terbuat dari tembaga.
Penyedia penangkal petir tersebut yaitu pembuat tiga pasang patung sapi karapan yang masing-masing seharga Rp1,1 miliar. Kemudian, di tengah alun-alun terdapat air mancur seharga Rp900 juta. Air mancur itu dinilai canggih karena bisa menari mengikuti iringan musik.
“Sejauh ini progres pengerjaannya sudah mencapai 90 persen lebih,” tutup Irawan.
Reporter: Ali Wafa
Redaktur: Wawan A. Husna