Proyek Saluran Air di Disanah Sampang Dianggap Hanya jadi Monumen

News208 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | SAMPANG, SRESEH-Pembangunan saluran di Desa Disanah, Kecamatan Sreseh dipersoalkan. Pasalnya, proyek itu dinilai tidak memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya untuk pengairan di wilayah tersebut.

Diketahui, proyek saluran air itu dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI). Proyek itu menelan anggaran Rp195 juta dan dilaksanakan oleh Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Disanah Jaya. 

Banner Iklan

Salah seorang warga Desa Disanah, Agus Efendi, mengatakan, semestinya pemerintah desa (pemdes) mengkaji terlebih dahulu sebelum menerima dan merealisasikan program saluran air tersebut. Sehingga, hasilnya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, setelah pembangunan saluran air itu selesai, tidak ada dampak apapun alias mangkrak. Padahal, proyek itu menelan uang negara ratusan juta.

“Kalau programnya bagus. Hanya kami menyesalkan, kenapa harus di taruh di lahan tandus, yang bukan kawasan pertanian produktif. Akibatnya, hanya jadi saluran mangkrak atau monumen saja,” ungkap Agus, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga:  Pelanggaran Rokok Ilegal Meningkat, Tengarai Keberadaan Mesin Rokok Ilegal

Kemudian, dia menguraikan, penempatan proyek saluran yang berada di lahan tandus itu dinilai tidak tepat sasaran. Agus menilai, proyek itu hanya terkesan untuk eksistensi saja dan untuk meraup keuntungan pribadi.

Kata Agus, untuk penempatan proyek itu semestinya sudah melalui proses musyawarah  dan kajian yang matang, utamanya soal asas manfaat kepada masyarakat. Mengingat di Desa Disanah itu masih banyak wilayah yang lebih layak untuk ditempati pembangunan saluran tersebut. 

“Kami curiga, proyek saluran ini hanya dijadikan ajang untuk bisa meraup keuntungan pribadi oleh oknum, bukan bagaimana bisa memberikan manfaat dan berdampak besar kepada masyarakat, makanya asal ditempatkan dan dilaksanakan,” tegas Agus. 

Baca Juga:  Mengenal GenTa, Wadah Lahirnya Generasi Tari di Pamekasan yang Berawal dari Ekstrakurikuler Sekolah 

Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Kepala Desa Disanah Moh. Syaiful tidak menampik ihwal keberadaan proyek saluran itu yang hingga kini belum memberikan manfaat. Sebab di kawasan itu memang tidak ada sumber mata air yang bisa dialirkan. 

Syaiful mengaku, pihaknya tidak terlibat dalam proses musyawarah terkait penempatan proyek irigasi itu, sebab dirinya masih baru menjabat sebagai Pj kades di desa tersebut. Namun, dia berjanji akan mencarikan solusi agar proyek itu lebih bermanfaat ke depannya, misalnya mengadakan pengeboran air di kawasan tersebut. 

“Memang sampai sampai sekarang, saluran ini belum memberikan dampak dengan mengalirkan air. Tapi, nanti pada musim hujan bisa dirasakan manfaatnya, karena memang di kawasan ini tidak ada sumber mata airnya,” jelasnya. 

Pewarta: Subhan

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *