KABARMADURA.ID | SUMENEP-Puncak musim kemarau di Sumenep berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kondisi yang kerap terjadi di setiap tahun.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumenep Usman Kholid mengatakan, saat ini memasuki puncak musim kemarau hingga September 2023.
“Jangan sering keluar rumah jika tidak perlu, dan jangan buang sampah sembarangan dan membakar sampah sembarangan, ini perlu diperhatikan,” katanya, Senin (21/08/2023).
Menurutnya, membakar sampah secara sembarangan adalah perilaku yang rentan menimbulkan kebakaran hutan dan lahan. Agustus-September 2023 diperkirakan menjadi puncak musim kemarau. Pada momen ini juga berpotensi terjadi kenaikan jumlah titik panas dan kurangnya sumber ketersediaan air bagi tanaman.
“Meski kemarau pasti ada hujan, tetapi tidak seperti hujan pada musim hujan,” paparnya.
Dikatakan, musim kemarau memang menjadikan masyarakat cemas karena berpotensi terjadi karhutla. Sehingga dia berpesan agar masyarakat perlu mawas diri, tidak boleh keluar rumah jika tidak perlu.
“Meskipun ada hujan, saat ini bukan berarti musim hujan. Paling tidak peralihan musim pada Oktober, tetapi nantinya ada rilisnya ya,” bebernya.
BMKG juga menghimbau agar masyarakat tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar, terlebih yang dekat dengan rumahnya. Kemudian masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi perlu mewaspadai kemungkinan timbulnya tanah longsor.
“Tanah yang kering dan renggang, bila timbul hujan yang esktrem bisa mengakibatkan tanah longsor, maka berhati-hati ya,” tegas dia.
Usman juga mengungkapkan, fenomena lainnya adalah hujan lebat dan lokal, apalagi disertai dengan angin kencang. Hal ini meningkat saat memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan.
“Semoga tahun ini tidak ada musibah karhutla hingga memakan nyawa orang ya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi menyampaikan, kewsapadaan memang perlu dilakukan. Apa yang disampaikan BMKG itu benar. Sehingga, masyarakat perlu waspada. Apalagi puncak musim kemarau masih berakhir hingga akhir September.
“Hal itu tentu menjadi hal yang penting bagi masyarakat untuk waspada. Salah satu contohnya yang sudah terjadi yakni telah terjadi kebakaran lahan di Desa Sergang, Kecamatan Batuputih. Jadi, ke depannya perlu waspada ya,” ucap pria yang akrab disapa Wahyu itu.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna