KABAR MADURA | Realisasi tanam padi pada 2023 mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Yakni dari 32.620 hektare menjadi 6.165 hektare. Penurunan realisasi tanam padi ini mengakibatkan serapan konsumsi beras di Pamekasan menjadi tertinggi dibandingkan tiga kabupaten lainnya di Madura.
Kepala Bidang (Kabid) Produksi Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Andi Ali Sahbana mengatakan, tidak menentunya realisasi tersebut lantaran disebabkan beberapa faktor, di antaranya seperti lahan pertanian yang minim dan gagal panen.
Kendati demikian, dia mengaku, pihaknya berupaya untuk terus mendorong produksi pangan tetap meningkat. Mulai dari pembinaan, bantuan benih, subsidi pupuk dan lain sebagainya. Hal itu dilakukan agar ketahanan pangan di Pamekasan tetap stabil.
“Tahun ini luas lahan pertanian keseluruhan capai 79.230 hektare. Biasanya penyusutan (lahan) itu terjadi salah satunya karena banyaknya perumahan atau bangunan baru,” terangnya, Rabu (28/2/2024).
Sementara itu, Pimpinan Cabang Perum Bulog Kantor Cabang Madura Kuswadi mengatakan, per Rabu (28/2/2024), selama dua bulan terakhir serapan konsumsi beras di Pamekasan sudah mencapai 400 ton. Serapan ini melebihi dari kuota per kabupaten di wilayah Madura. Sehingga, harus menyiasati ke kabupaten lainnya.
Saat ini, lanjut Kuswadi, tersisa 170 ton stok beras di gudang. Sementara yang belum dikirim dari pusat tersisa 270 ton, setelah sebelumnya mengajukan 500 ton ke pusat. Pihaknya meyakini stok akan aman selama beberapa bulan ke depan.
“(Beras) yang tersisa di kami sekarang 170 ton. Sedangkan yang belum masuk dari pusat 270 ton. Pamekasan memang paling banyak serapannya, sehingga harus ambil bagian Sumenep dan Sampang. Kuotanya 300 ton, tapi serapan sekarang di Pamekasan sudah 400 ton,” tegasnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman