KABARMADURA.ID | Memiliki ketertarikan dengan dunia seni bela diri mengantarkan Mohammad Rusdi meraih berbagai prestasi dan pengalaman. Kecintaannya terhadap seni bela diri membuat pria kelahiran 1995 itu berhasil menjadi atlet yang banyak meraih medali dan mampu mengharumkan nama baik kota kelahirannya.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Tidak hanya stagnan di seni bela diri, Rusdi juga mengeksplor dirinya di dunia tari. Baginya, tari dan bela diri pencak silat saling berkesinambungan satu sama lain. Sebab di dalamnya ada keunikan tersendiri, mulai dari gerakan, komposisi, rasa yang dimainkan, dan lainnya. Itulah sebabnya, mengapa Rusdi mulai mengaktifkan diri di pencak silat sejak kelas 5 sekolah dasar (SD) hingga sekarang.
Saat dirinya duduk di bangku SMA, pertama kali dia mengikuti kejuaraan, yakni olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN). Segala macam perasaan tentu dirasakan, mulai dari gugup dan lainnya. Namun dia berhasil melewatinya sampai menjadi juara 4. Karirnya di kejuaraan terus melejit, seperti di kejuaraan Popda yang berhasil meraih medali perunggu pada 2012 dan pada Porprov Jawa Timur 2013 dengan mendapatkan medali perunggu. Kejuaraan lainnya terus diikuti dengan perolehan medali.
“Kenapa pencak silat, awalnya dari orang tua yang merupakan atlet tenis meja. Mereka bilang, agar tidak monoton di satu cabor, jadi harus coba cabor lain. Ketemu lagi silat, yang tidak hanya sebatas gerakan bela diri. Tapi lebih dari itu,” terangnya kepada Kabar Madura, Kamis (5/10/2023).
Saat ini, dirinya memang tidak lagi menjadi atlet, namun berkarir menjadi pelatih. Guru seni budaya di SMP 1 Pamekasan itu telah mencetak puluhan atlet baru. Baginya, hal itu menjadi tantangan tersendiri, sebab harus mencetak bibit-bibit yang unggul. Menurut Rusdi, tantangan terbesar menjadi pelatih atlet adalah menghadapi mental para atlet. Pasalnya, mental setiap individu berbeda-beda.
Sementara karirnya di dunia tari, dia mengawalinya ketika masuk kuliah. Saat itu, dengan sendirinya dia memiliki ketertarikan dengan tari dan menjadikannya hobi. Bahkan, dia berkolaborasi dengan beberapa penari dari mancanegara saat peringatan hari musik.
“Kalau tari berawal dari ketidaksengajaan yang keterusan. Sekarang tetap aktif di juga di tari. Target ke depan, bagaimana caranya mencetak atlet-atlet yang berprestasi,” jelas pria yang tinggal di Perumahan Graha Kencana, Tlanakan tersebut.
Redaktur: Sule Sulaiman