KABARMADURA.ID | SAMPANG-Data kajian timbulan sampah di Sampang tidak pernah diperbaharui sejak 2016 lalu. Hal itu mendapat perhatian serius dari pegiat lingkungan dan bencana yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sampang.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan Rakyat dan Permukiman (DLH Perkim) Sampang dinilai kurang serius dalam upaya penanganan sampah.
Ketua FPRB Sampang Moh Hasan Jailani mendesak DLH Perkim Sampang segera melakukan pembaharuan data kajian, pemetaan timbulan sampah secara berkala. Tujuannya untuk efisiensi dalam upaya penanganan sampah. Karena setiap tahun, pertumbuhan jumlah penduduk, mobilitas dan konsumsi masyarakat terus mengalami perkembangan dan berubah.
Kata dia, jika DLH Perkim Sampang memiliki update data timbulan sampah itu, penanganannya akan lebih jelas, terukur, fokus dan sangat mudah dalam melakukan pemodelan penanganan sampah secara detil, efekstif dan efisien.
“Kami melihat upaya DLH dalam menangani sampah ini masih sebatas penanganan reguler, yakni sebatas pelayanan kepada masyarakat, bukan mencari benang kusut dalam problematika sampah yang terjadi selama ini,” ujar pria yang akrab disapa Mamak itu saat bersilaturrahmi dengan pejabat DLH Perkim Sampang, Rabu, (18/1/2023).
Kolaborasi bersama dalam upaya penanganan problematika sampah itu dinilai sangat diperlukan. Dia berkomitmen pada prinsip pentaheliks, yakni mencoba mengolaborasikan dengan para akademisi mengenai problematika sampah dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Urusan sampah ini, urusan menjaga lingkungan, itu urusan kita bersama. Jadi sudah seharusnya kita berkaloborasi. Kami minta DLH Perkim segera update data timbulan sampah secara rutin setiap tahun,” ulasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Persampahan DLH Perkim Sampang Aulia Arif mengakui data kajian timbulan itu sangat penting. Sebab, pola penanganan sampah itu tidak lepas dari data pengkajian pemetaan sebaran potensi timbulan sampah dan komposisinya, sehingga penerapan pola penanganan sampah dapat akurat di lokasi-lokasi tertentu.
Diakui pula bahwa kondisi sampah di Sampang terjadi peningkatan seiring pertumbuhan data jumlah penduduk. Untuk komposisinya, lebih banyak sampah organik dengan lokasi penyumbang terbanyak dari aktivitas rumah tangga dan pasar.
“Sebenarnya, kami sudah memiliki data kajian timbulan sampah ini, namun memang masih belum diupdate berkala sejak 2016 lalu, karena kami terkendala dukungan anggaran,” dalihnya.
Lanjut Arif, selama ini anggaran diprioritaskan pada pelayanan kepada masyarakat, seperti operasional, armada. Sebab, penanganan sampah tidak bisa ditunda. Untuk alokasi kebutuhan anggaran update data pemetaan potensi timbulan sampah di 14 Kecamatan itu diperkirakan bisa menelan dana hingga ratusan juta.
Kendati data timbulan Sampang itu tidak pernah diupdate hingga tujuh tahun lamanya, terhitung sejak 2016 sampai tahun 2023, pihaknya mengklaim keberadaan data timbulan sampah tersebut masih relevan untuk digunakan dalam pengelolaan sampah, selama pertumbuhan jumlah penduduk tidak signifikan dan potensi timbulan sampah dihubungkan dengan padatnya aktivitas masyarakat.
“Dalam penghitungan konvesi, timbulan sampah secara global, untuk kota kecil yaitu jumlah timbulan sampah per orang yaitu sebanyak 0,5 kilo gram per harinya. Saat ini jumlah penduduk Sampang kurang lebih mencapai 927 ribu jiwa, jadi data yang ada ini masih relatif relevan, karena penanganan sampah ini, masih berada di kisaran 12 persen,” tukasnya.
PENILAIAN FPRB SAMPANG
- Perlu pembaharuan data kajian, pemetaan timbulan sampah secara berkala. Untuk efisiensi dalam penanganan. Karena jumlah penduduk, mobilitas dan konsumsi masyarakat terus berkembang. Dengan begitu, penanganannya lebih jelas, terukur, fokus dan sangat mudah membuat pemodelan penanganan secara detil, efekstif dan efisien.
TANGGAPAN DLH SAMPANG
- Pola penanganan sampah diakui harus dari data pengkajian pemetaan sebaran potensi timbulan dan komposisinya. Sampah di Sampang diakui meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Komposisinya lebih banyak sampah organik dengan lokasi penyumbang terbanyak dari aktivitas rumah tangga dan pasar.
- Update data timbulan Sampang itu terakhir pada 2016 dan digunakan sampai tahun 2023. Dianggap masih relevan selama pertumbuhan jumlah penduduk tidak signifikan
- Dalam penghitungan konvesi, timbulan sampah untuk kota kecil per orang sebanyak 0,5 kilo gram per harinya.
- Saat ini jumlah penduduk Sampang sekitar 927 ribu jiwa, penanganan sampah masih berada di kisaran 12 persen
Pewarta: Subhan
Redaktur: Wawan A. Husna