Sentra Batik Dibiarkan Tidak Terawat, Kades Klampar: Tidak Ada Anggaran untuk Kebersihan 

News87 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Sentra Batik Klampar Pamekasan mendapatkan perhatian khusus dari publik. Selain pemanfaatannya dipertanyakan, kondisi sekitar bangunan itu dibiarkan tidak terawat. Sementara untuk pengelolaannya kini sudah dipindahtangankan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Klampar.  

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Klampar Badrus Shaleh mengatakan, terbengkalainya gedung itu dikarenakan tidak ada petugas kebersihan yang direkrut secara khusus. Pihaknya tidak bisa melakukan perekrutan petugas kebersihan lantaran tidak ada anggaran yang tersedia. Terlebih, tidak ada pemasukan yang pasti dari sentra tersebut. 

“Kami tidak bisa serta merta menggunakan dana desa begitu saja, takutnya nanti menyalahi aturan. Jadi kami rawat seadanya saja, makanya kondisinya memang tampak terbengkalai,” jelasnya kepada Kabar Madura, Kamis (5/10/2023). 

Baca Juga:  Proyek Rumdis RSUD Abuya Masih 0 Persen

Badrus juga menyangkal bahwa selama ini pemanfaatan sentra tidak sesuai dengan fungsinya. Menurutnya, sepanjang 2023 ada beberapa pelatihan yang sudah terlaksana di sentra tersebut, seperti menjahit batik, pembuatan songkok batik, terompah, dan membatik. Pesertanya beragam, mulai dari 10 orang hingga 15 orang yang berasal dari warga desa setempat. 

“Pelatihan itu dari instansi atau perusahaan. Seperti pelatihan terompah itu dari Jogja. Sejauh ini pemanfaatannya memang untuk tempat pelatihan, karena memang perajin enggan di sana akibat konsep bangunanannya tidak sesuai. Seandainya berupa kios atau lapak, barangkali banyak yang berminat,” tambahnya. 

Baca Juga:  Demi Tradisi, Masih SD Harus Dinikahkan

Sebelumnya, Munawarah (47) warga Desa Klampar mengaku, untuk tahun ini tidak pernah mengikuti pelatihan yang ada di sentra tersebut. Dia berharap, pelatihan yang terselenggara di dalamnya bisa menkaver keseluruhan perajin batik. Menurutnya, pelatihan itu sangat bermanfaat baginya dalam mengembangkan usaha batik yang dibangun. 

“Tahun sebelumnya sempat ikut pelatihan pewarnaan batik alam, pembuatan canting, dan peccak di sana. Tapi tahun ini, tidak. Entah, apakah memang tidak ada pelatihan lagi atau memang ada tapi saya yang tidak tahu. Apapun itu, sentra tersebut sangat membantu saya dalam mengembangkan usaha ini,” tegasnya.

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *