KABARAMDURA.ID | Tes wawancara bagi calon panitia pemungutan suara (PPS) di Sampang menyisakan beragam kesan. Kegiatan yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sampang, Rabu (18/1/2023) itu diikuti ribuan peserta. Banyak hal menarik yang terjadi.
ALI WAFA, SAMPANG
Sebanyak 1.551 calon PPS mengikuti tes wawancara secara serentak. Tes wawancara digelar di setiap kantor panitia pemilihan kecamatan (PPK) di masing-masing kecamatan. Mereka berasal dari 180 desa dan enam kelurahan di wilayah di Kabupaten Sampang.
Sebelumnya, mereka telah mengikuti tes tulis dan dinyatakan lulus. Saat itu, yang mengikuti tes tulis sebanyak 2.296 peserta. Sementara yang akan ditetapkan, hanya tiga orang untuk setiap desa. Sebanyak 558 PPS akan dipilih dan 993 peserta akan gugur.
Kejadian menarik terjadi saat proses tes wawancara berlangsung. Salah satunya di Kecamatan Omben. Peserta atas nama Hosen dengan percaya diri memasuki ruang panel 2. Pendidikan terakhirnya SMA. Dia hanya mampu menjawab beberapa pertanyaan saja.
Sedangkan dia tidak memiliki pengalaman sama sekali di bidang kepemiluan. Namun dengan kepercayaan diri yang tinggi, saat ditanya pengalamannya di bidang kepemiluan, dengan lantang dia menjawab “pernah”. Tapi ternyata jawaban itu di luar ekspektasi penguji.
Sebab, pengalaman yang dimaksud hanya di pemilihan ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di sekolahnya dulu. Saat ditanya perihal motivasinya mendaftarkan diri sebagai PPS, dengan polos dia menjawab untuk mencari pekerjaan, karena selama ini dia pengangguran.
Beda Hosen, beda pula dengan Devi Marisa. Dia memasuki ruang tes dengan menutup hidungnya menggunakan kerudung yang dia kenakan. Bukan sebagai pengganti masker, melainkan karena dia tidak kuat dengan bau penguji. Dia bahkan terang-terangan mengaku ingin muntah.
Penguji pun dibuat terbelalak karena dikira bau. Usut punya usut, ternyata bukan badan penguji yang bau, melainkan karena Devi sedang hamil dua bulan. Dia sedang sensitif dan tidak bisa mencium bau lelaki. Bawaannya ingin muntah setiap mencium bau pria.
Beberapa kali dia minta agar penguji segera menyelesaikan tes wawancara. Sebab dia sudah tidak kuat menahan mual dan ingin menumpahkan semua isi perutnya. Namun penguji tetap memaksa dia berdiam di ruangan. Alhasil, setelah tes wawancara selesai, yang ditahan sedari tadi tumpah ruah di luar ruangan.
“Saya kira kami yang bau. Ternyata dia yang hamil. Awalnya kaget, malu juga ada. Untung ternyata karena dia hamil,” ucap anggota PPK Omben Doaul Husni.
Redaktur: Wawan A. Husna